 
                PYONGYANG – Korea Utara (Korut) telah menembakkan lebih dari 200 peluru artileri di lepas pantai baratnya, menuju pulau Yeonpyeong di Korea Selatan (Korsel).
Korsel memerintahkan warga sipil untuk mengungsi mencari perlindungan di pulau itu sebelum Korut mengadakan latihan tembakan langsung.
Korea Selatan menyebutnya sebagai “tindakan provokatif”, namun Korea Utara membantah pulau-pulau tersebut berada dalam bahaya akibat latihan penembakan tersebut.
Peluru artileri yang ditembakkan pada Jumat (5/1/2024), antara pukul 09:00 hingga 11:00 waktu setempat (00:00 hingga 02:00 GMT) tidak memasuki wilayah Korea Selatan karena semuanya mendarat di zona penyangga antara kedua negara.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan insiden itu tidak menimbulkan kerugian pada rakyat atau militer, namun menambahkan bahwa tindakan tersebut mengancam perdamaian di semenanjung Korea dan meningkatkan ketegangan.
Penembakan ini menyusul peringatan dari Pyongyang bahwa negara tersebut sedang membangun persenjataan militernya sebagai persiapan menghadapi perang yang bisa "terjadi kapan saja" di semenanjung tersebut.
Pihak berwenang di dua pulau terdekat, Baengnyeong dan Daecheong, juga meminta warga sipil untuk mencari perlindungan.
“Korea Utara yang melanjutkan latihan tembakan artileri di dalam zona non-permusuhan pagi ini adalah tindakan provokasi yang mengancam perdamaian di Semenanjung Korea dan meningkatkan ketegangan,” kata Menteri Pertahanan (Menhan) Korea Selatan Shin Won-sik dalam sebuah pernyataan pada Jumat (5/1/2024).
“Militer kita harus bersiap untuk memusnahkan musuh sepenuhnya sehingga mereka tidak berani melakukan provokasi lagi, dan mendukung langkah tersebut melalui kekuatan,” lanjutnya.