Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menlu AS: Warga Palestina Harus Tinggal di Gaza dan Tak Boleh di Bawah Tekanan

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 08 Januari 2024 |06:27 WIB
Menlu AS: Warga Palestina Harus Tinggal di Gaza dan Tak Boleh di Bawah Tekanan
Menlu AS tegaskan warga Palestina harus tinggal di Gaza dan tak boleh berada di bawah tekanan (Foto: Reuters)
A
A
A

Dia menambahkan bahwa terlalu banyak pria, wanita dan anak-anak Palestina yang tidak bersalah yang tewas dalam perang tersebut.

Blinken diketahui tiba di Qatar setelah singgah di Yordania, Turki dan Yunani. Dia berangkat ke Abu Dhabi pada Minggu (7/1/2024) malam, dan pada Senin (8/1/2024) dijadwalkan melakukan perjalanan ke Arab Saudi.

Seperti diketahui, lebih dari 22.000 orang – sebagian besar perempuan dan anak-anak – telah terbunuh di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Mereka telah melaporkan sedikitnya 113 kematian selama 24 jam pemboman Israel.

Perang terbaru ini dipicu oleh serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok bersenjata Hamas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang – sebagian besar warga sipil – dan sekitar 240 lainnya disandera.

Menteri Keuangan Israel yang berhaluan sayap kanan, Bezalel Smotrich, menyerukan agar warga Palestina meninggalkan Gaza dan memberi jalan bagi warga Israel yang bisa “membuat gurun berkembang”.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir minggu ini mengeluarkan seruan untuk mendorong migrasi penduduk Gaza sebagai solusi terhadap krisis tersebut.

Pernyataan resmi dari pemerintah Israel adalah bahwa warga Gaza pada akhirnya akan dapat kembali ke rumah mereka, meskipun belum ada penjelasan bagaimana atau kapan hal ini dapat dilakukan.

Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, gerakan kuat yang didukung Iran di Lebanon, menggambarkan pembunuhan Arouri sebagai “agresi Israel yang mencolok” yang tidak akan dibiarkan begitu saja.

Hizbullah kemudian menembakkan roket ke Israel pada Sabtu (6/1/2024) sebagai "tanggapan awal" terhadap pembunuhan Arouri.

PM Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al -Thani mengatakan bahwa pembunuhan Arouri telah mempengaruhi "proses yang rumit".

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement