"Daerah aman yang dinyatakan sudah tidak aman lagi. Dan jika orang-orang ini harus pindah - ke mana mereka bisa pindah? Kami benar-benar takut dengan kondisi mengerikan yang ada di tempat kami berada, dan hal ini akan menjadi lebih buruk lagi," katanya.
Seperti diketahui, Israel melancarkan operasinya di daerah kantong Palestina setelah lebih dari 1.200 orang terbunuh di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober oleh kelompok bersenjata Hamas, yang juga menyandera sekitar 240 orang.
Pada Minggu (11/2/2024), kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan 112 warga Palestina lainnya telah dibunuh oleh militer Israel pada hari sebelumnya, sehingga jumlah korban tewas secara keseluruhan menjadi lebih dari 28.100 orang dan lebih dari 67.500 orang terluka.
Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan kepada Reuters, para perunding yang berupaya mencapai kesepakatan untuk menjamin pembebasan sisa sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza telah mencapai "kemajuan nyata" selama beberapa minggu terakhir.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa kesepakatan ini adalah fokus utama dari pembicaraan antara para pemimpin Israel dan AS, namun mereka juga mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa masih ada beberapa kesenjangan signifikan yang harus diselesaikan.
(Susi Susanti)