NEW YORK – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Raja Abdullah II dari Yordania bertemu pada Senin (12/2/2024) dengan tujuan mencari cara untuk memindahkan perang Israel-Hamas di Gaza ke fase baru. yakni para sandera Israel dibebaskan dan penghentian pertempuran untuk jangka waktu yang lama.
“Elemen-elemen kunci dari kesepakatan itu sudah dibahas,” kata Biden saat berbicara kepada wartawan bersama Raja di Gedung Putih. “Masih ada kesenjangan, namun saya mendorong para pemimpin Israel untuk terus berupaya mencapai kesepakatan. Amerika Serikat akan melakukan segala kemungkinan untuk mewujudkannya,” lanjutnya.
Biden tidak merinci apa saja “kesenjangan” dalam kesepakatan tersebut. Dia menambahkan bahwa rencana operasi Israel di kota Rafah di Gaza selatan tidak boleh berjalan tanpa rencana yang kredibel untuk melindungi warga sipil.
“Banyak orang di sana telah menjadi pengungsi, beberapa kali mengungsi untuk melarikan diri dari kekerasan di utara, dan sekarang mereka berjejalan di Rafah, terekspos dan rentan,” kata Biden dari Gedung Putih pada Senin (12/2/2024).
“Mereka perlu dilindungi,” tambah Biden.
Biden menambahkan bahwa dia dan Abdullah membahas kesepakatan penyanderaan antara Israel dan Hamas, yang akan membawa masa tenang segera dan berkelanjutan di Gaza, setidaknya selama enam minggu, yang kemudian dapat digunakan untuk membangun sesuatu yang lebih Panjang.
Setelah berbicara setelah Biden, Abdullah melangkah lebih jauh dengan mengulangi seruannya untuk melakukan gencatan senjata sepenuhnya, yang sejauh ini ditolak oleh Biden.