Pernyataannya tersebut menyusul pidatonya di Uni Eropa dan Konferensi Keamanan Munich, dan video emosional yang dirilis pada Senin (19/2/2024) di mana ia bersumpah untuk melanjutkan upaya suaminya untuk memperjuangkan “Rusia yang bebas”.
Keluarga telah diberitahu bahwa jenazahnya tidak akan dibebaskan selama dua minggu.
“Ibunya diberi tahu bahwa jenazah tersebut ditahan untuk analisis kimia,” kata perwakilan Navalny.
Belum ada konfirmasi mengenai keberadaan jenazah tersebut dari pihak berwenang Rusia, sementara upaya untuk menemukannya telah berulang kali dihentikan.
Yulia Navalnaya menuduh jenazah suaminya disimpan sampai bekas keracunan racun saraf Novichok hilang. Navalny diketahui sempat selamat dari upaya pembunuhan menggunakan racun pada 2020.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut tuduhan itu "tidak berdasar dan vulgar", namun menambahkan bahwa sejak Navalnaya menjanda beberapa hari yang lalu, dia tidak akan berkomentar lebih lanjut.
Navalny, yang merupakan pemimpin paling signifikan oposisi Rusia selama dekade terakhir, telah menjalani hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan bermotif politik.
(Susi Susanti)