Tapi, Dandhy tak ingin membicarakannya lebih detail soal intimidasi yang mereka alami, karena nanti bisa dianggap ada korelasi dengan film yang mereka garap.
"Kami nggak mau ngomongin itu, karena itu bagian dari teror, makin diomongin makin mereka merasa relevan," ungkap Dandhy.
Tak cuma dugaan intimidasi saja, Dandhy mengakui sudah ada tiga laporan ke polisi terkait film Dirty Vote. Ketiga laporan itu juga sudah diproses oleh polisi, tapi pada perjalanannya polisi melibatkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengkaji film itu.
"Saya menghormati semua proses hukum silakan. Saya juga bingung, teman-teman pengacara juga bingung, apa yang dilanggar sebenarnya, karena pakai undang-undang pemilu, lalu ternyata polisi mengarahkan ke Bawaslu, apa yang terjadi bahwa seluruhnya bilang yang belum nonton silakan nonton," jelasnya.