Deddy menduga, penghentian itu didasari atas adanya partai kecil di lingkungan penguasa yang hendak dilaksanakan masuk parlemen. Hal itu dikuatkan setelah dirinya dapat informasi adanya operasi pengalihan suara Partai Perindo kepada partai gurem yang ada di lingkungan Istana.
"Ada kuat kecurigaan upaya tersistematis untuk memenangkan salah satu kontestan Pemilu. Ada kabar saya dengar kabar bahwa ada operasi agar suara partai kecil akan diambil untuk dialihkan, terutama Partai Perindo, Gelora dan Partai Ummat," kata Deddy dalam keterangannya yang dikutip Kamis (22/2/2024).
Sementara itu, Juru Bicara Nasional Partai Perindo Abdul Khaliq Ahmad buka suara menyikapi temuan C1 atau C hasil milik partai berlambang sayap rajawali dengan nomor urut 16 di aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU) blank hingga ditutupi. Menurutnya, hal itu bisa terjadi apalagi dengan tidak transparan, sehingga bisa saja dugaan pengalihan suara ke partai politik (parpol) atau pasangan calon (paslon) terjadi.
“Kemungkinan itu bisa saja terjadi ya karena tidak adanya keterbukaan itu, kemudian orang bisa menduga-duga banyak hal termasuk pengalihan suara parpol atau paslon lain kan gitu ya," kata pria yang juga menjabat Ketua Bidang Keagamaan DPP Perindo ini kepada wartawan, Minggu (25/2/2024).
(Salman Mardira)