GAZA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (7/3/2024) akan menilai bagaimana mereka dapat menggunakan jalan militer Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza untuk menyalurkan bantuan kepada ratusan ribu warga sipil yang putus asa di wilayah utara wilayah Palestina.
PBB telah memperingatkan bahwa setidaknya 576.000 orang di Gaza atau seperempat dari jumlah penduduk Gaza, berada di ambang kelaparan.
Jamie McGoldrick, koordinator bantuan PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina, mengatakan bahwa PBB telah mendorong Israel selama berminggu-minggu untuk menggunakan jalan pagar perbatasan Gaza dan telah menerima lebih banyak kerja sama dari Israel dalam seminggu terakhir.
Para pejabat Palestina mengatakan lebih dari 100 orang tewas pada Kamis (29/2/2024) lalu saat mencoba mencapai konvoi bantuan di dekat Kota Gaza, sebagian besar dari mereka ditembak oleh pasukan Israel. Militer Israel, yang selama ini mengawasi pengiriman bantuan swasta, mengatakan sebagian besar dari mereka tewas karena terinjak-injak.
“Sejak kejadian minggu lalu, saya pikir Israel melihat dengan jelas betapa sulitnya memberikan bantuan,” kata McGoldrick kepada wartawan, dikutip Reuters. Dia menambahkan bahwa PBB telah melihat lebih banyak kerja sama dari Israel sebagai hasil dari realisasi bantuan tersebut.
Bantuan saat ini dapat mencapai Gaza di selatan melalui penyeberangan Rafah dari Mesir dan Kerem Shalom dari Israel. McGoldrick mengatakan rencananya konvoi bantuan akan diperiksa di penyeberangan tersebut, kemudian dikawal melalui wilayah Israel di sepanjang jalan militer menuju desa perbatasan Israel, Beeri.
“Setelah kami masuk ke dalam Gaza, kami akan dibiarkan pergi sendiri,” katanya. Dia mengatakan PBB akan melakukan penilaian terhadap kemungkinan rute baru pada Kamis (7/3/2024) untuk memeriksa keadaan jalan-jalan di Gaza guna memastikan ada tidak ada persenjataan yang tidak meledak dan untuk mengidentifikasi titik distribusi yang sesuai untuk bantuan.
McGoldrick mengatakan bahwa menggunakan rute ini untuk mencapai Gaza utara memungkinkan konvoi bantuan menghindari kemacetan jalan dan ketidakamanan di wilayah kantong tersebut. Program Pangan Dunia PBB (WFP) menghentikan pengirimannya ke Gaza utara pada 20 Februari lalu karena masalah keamanan karena konvoinya terkena serangan massa yang kelaparan.