Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

6 Fakta Perang Sarung di Malang, Ada yang Bawa Golok

Avirista Midaada , Jurnalis-Minggu, 17 Maret 2024 |17:39 WIB
6 Fakta Perang Sarung di Malang, Ada yang Bawa Golok
Polisi amankan sejumlah barang bukti perang sarung di Malang (Foto : MPI)
A
A
A

2. Motif sepele perang sarung

Percobaan perang sarung ini disebabkan adanya bullying yang menimpa remaja berinisial GT, yang diceritakan ke RE yang dilakukan oleh remaja lain berinisial PT.

Kapolsek Lowokwaru Kompol Anton Widodo mengatakan, berawal tanggal 11 saat ada anak berinisial GT bercerita ke temannya ke RP, bahwa ia dirundung dan diejek usai kalah bermain game Free Fire. Kemudian RP mengonfirmasi hal itu ke salah satu anak yang mem-bully itu berinisial PT.

"RP konfirmasi ke anak yang mem-bully itu, kenapa kamu mem-bully teman saya. Akhirnya si GT, yang ditemui di RP bercerita ke LT, bahwa dia didatangi sama si RP," ujar Anton.

Hasil keterangan dari 12 anak yang sempat diamankan juga membenarkan adanya informasi kekalahan dalam permainan game online Free Fire (FF), jadi penyebabnya. Dimana salah satu dari anggota geng remaja itu ada yang di-bully usai kalah bermain game virtual.

"Hasil interogasi dari masing-masing kelompok ada 10 - 15 anak. (Semua remaja itu) Masih satu kelurahan. Penyebabnya dibully karena dia main game FF (Free Fire), begitu kalah terus saling olok-olokan," terangnya.

1. Belasan remaja dibina

Selain menetapkan satu orang remaja sebagai tersangka karena membawa sajam dan potongan besi, polisi bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat bekerjasama melaksanakan pembinaan ke 11 orang anak yang akan terlibat perang sarung.

"Kita lakukan pembinaan baik dari tokoh masyarakat, ada di sini bapak ustad warga di sekitar lokasi untuk memberikan siraman rohani. Ini kan bulan suci artinya perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan ini melanggar hukum juga," terang Kapolsek Lowokwaru.

Anton memastikan bahwa perang sarung itu belum terjadi karena dapat dicegah oleh warga, kemudian melaporkan ke polisi. Polisi sendiri bekerjasama dengan perangkat kelurahan, RT RW, hingga tokoh agama dan tokoh masyarakat, telah melaksanakan pembinaan ke anak tersebut dan orang tuanya.

"Kami bekerja sama dengan Pak babin dan Pak Babinsa, kelurahan, perangkat RT RW, tokoh agama dan tokoh masyarakat, melakukan pembinaan supaya kegiatan mereka diisi dengan hal-hal yang positif," bebernya.

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement