Hasto menjelaskan, akibat adanya pelaporan kepada Koster, Kapolda Bali pun memanggil Koster dua pekan sebelum hari pencoblosan. Selain Koster, kader lain yang diintimidasi adalah Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, sejumlah bupati, dan anggota DPR (inkumben).
“Di Nganjuk, Jawa Timur setiap anggota DPR inkumben yang memiliki basis massa kuat turun ke lapangan diawasi oleh tiga oknum TNI, tiga oknum Polri, dan seorang anggota Bawaslu. Ini bentuk intimidasi,” jelas Hasto.
Ia bahkan menyebutkan ada Kepala Desa di Makassar, Sulawesi Selatan, yang mengalami intimidasi berupa kekerasan verbal jika mendukung pasangan selain Prabowo-Gibran.
“Masih mau tidur sama istrinya? Kalau masih mau tidur sama istri jangan bantu paslon 01 atau 03, harus bantu 02,” kata Hasto sembari menirukan oknum kepala desa yang diintimidasi.
BACA JUGA: