Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Serangan Rusia Hantam Pembangkit Listrik Utama di Dekat Kyiv, Semua Hancur 100%

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 12 April 2024 |09:28 WIB
Serangan Rusia Hantam Pembangkit Listrik Utama di Dekat Kyiv, Semua Hancur 100%
Serangan Rusia hantam pembangkit listrik utama dekat Kyiv, semua hancur 100% (Foto: Tangkapan layar media sosial)
A
A
A

UKRAINA - Sebuah pembangkit listrik besar di dekat Kyiv hancur total akibat serangan Rusia pada Kamis (11/4/2024) pagi.

Perusahaan energi Centrenergo mengatakan pembangkit listrik Trypillya adalah penyedia listrik terbesar untuk tiga wilayah, termasuk Kyiv.

“Skala kehancurannya sangat mengerikan,” kata Kepala Centrenergo Andriy Hota.

Rusia telah lama secara sengaja dan sistematis menargetkan sistem energi Ukraina.

Hota mengatakan kepada BBC bahwa serangan pada Kamis (11/4/2024) pagi menghancurkan transformator, turbin, generator. Semuanya hancur 100%.

Kebakaran terjadi di bengkel turbin pabrik Trypillya yang terletak 50 km (31 mil) di selatan Kyiv, setelah serangan udara skala besar pada Kamis (11/4/2024).

Bos Centrenergo mengatakan pabrik itu menjadi sasaran beberapa rudal. Staf yang bertugas dapat melarikan diri karena mereka berlari mencari perlindungan segera setelah drone pertama menyerang.

Warga didesak untuk menutup jendela, mengisi daya semua perangkat mereka, dan menimbun air.

Lebih dari 80 rudal dan drone menargetkan lokasi di seluruh Ukraina pada Kamis (11/4/2024) dini hari. Banyak diantaranya yang menargetkan infrastruktur energi dan hampir sepertiganya berhasil menembus pertahanan udara Ukraina.

Beberapa jam kemudian, Centrenergo mengonfirmasi bahwa pabrik Trypillya miliknya telah tidak digunakan lagi. Hota mengatakan seluruh kapasitas generatif perusahaannya di Ukraina kini hancur.

Ini adalah salah satu penyedia listrik dan pemanas terbesar di Ukraina. Perusahaan ini mengoperasikan dua pembangkit listrik lainnya. Yakni satu di wilayah Kharkiv yang dihancurkan pada akhir Maret, dan satu lagi di wilayah wilayah Donetsk yang diambil alih oleh Rusia pada tahun 2022.

Pembangkit listrik di Kharkiv dan Trypillya dulunya menghasilkan sekitar 8% listrik di negara itu. Pembangkit listrik tenaga panas Trypillya menyediakan listrik ke tiga wilayah tengah Zhytomyr, Cherkasy, dan Kyiv.

Penghancuran pembangkit Trypillya tidak akan menjadi masalah kritis bagi Ukraina di musim panas. Meskipun pada musim dingin hal itu akan menjadi masalah besar.

Meskipun pabrik tersebut dapat dibangun kembali dengan bantuan suku cadang dari Eropa, ia mengatakan pabrik tersebut akan tetap rentan terhadap serangan jika sekutu Ukraina tidak menyediakan pertahanan udara yang kuat.

"Kita bisa memperbaikinya. Kita bisa melakukan hal yang mustahil. Tapi kita butuh perlindungan,” terangnya.

Setidaknya dua pembangkit listrik tenaga panas lainnya mengalami kerusakan signifikan dalam semalam di bagian barat Ukraina, sehingga semakin membebani pasokan listrik secara nasional.

Perusahaan listrik DTEK sudah kehilangan kapasitasnya hingga 20% setelah serangan berulang kali terjadi pada bulan Maret.

Perusahaan tersebut mengatakan kepada BBC bahwa serangan rudal dan drone terbaru terhadap pembangkit listrik yang murni milik sipil" ini akan mempersulit tugas menyediakan listrik penting ke jaringan listrik.

“Serangan demi serangan, Rusia berusaha mencekik sistem energi Ukraina dan kebebasan yang telah kita peroleh dengan susah payah,” kata DTEK.

Wilayah Kharkiv di timur laut kembali terkena dampak parah setelah pembangkit listriknya mengalami kerusakan besar pada akhir Maret.

Wali Kota di sana menggambarkan situasinya sangat sulit dan mengumumkan lebih banyak pemadaman listrik bagi rumah tangga dan bisnis.

Pada Kamis (11/4/2024), metro Kharkiv berhenti beroperasi untuk menghemat listrik. Jalur ini telah dibuka kembali, namun pasokan listrik menurun dan melonjak sehingga kereta hanya beroperasi sebentar-sebentar.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement