Sekitar 60.000 penduduk harus meninggalkan rumah mereka, dalam evakuasi massal pertama di Israel utara, dan tidak dapat kembali dengan selamat, sehingga mendorong meningkatnya seruan di dalam Israel untuk melakukan tindakan militer yang lebih tegas terhadap Hizbullah. Di seberang perbatasan di Lebanon, sekitar 90.000 orang juga terpaksa mengungsi akibat serangan Israel.
Eyal Hulata, mantan penasihat keamanan nasional Israel, mengatakan Israel harus mengumumkan tanggal dalam beberapa bulan ke depan ketika warga sipil Israel yang terlantar dapat kembali, yang secara efektif menantang Hizbullah untuk mengurangi penembakannya atau menghadapi perang habis-habisan.
"Warga Israel tidak bisa mengasingkan diri di negara mereka sendiri. Ini tidak bisa terjadi. Ini adalah tanggung jawab IDF (Pasukan Pertahanan Israel) untuk membela warga sipil. Ini adalah apa yang gagal kami lakukan pada 7 Oktober," katanya, mengacu pada Serangan Hamas terhadap Israel selatan yang memicu perang saat ini di Gaza
Hizbullah tidak menanggapi permintaan komentar. Pemimpin kelompok itu Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan pada bulan Februari bahwa penduduk Israel utara tidak akan kembali ke rumah mereka.
Militer Israel mengatakan bulan ini pihaknya telah menyelesaikan langkah lain dalam mempersiapkan kemungkinan perang dengan Hizbullah yang berpusat pada logistik, termasuk persiapan untuk mobilisasi luas pasukan cadangan.
Konflik antara Israel dan Hizbullah kemungkinan besar akan mengakibatkan kehancuran besar-besaran di kedua negara. Dalam perang tahun 2006, 1.200 orang tewas di Lebanon dan 158 orang di Israel.
Sejak Oktober, lebih dari 300 orang tewas dalam pertempuran di wilayah perbatasan, sebagian besar adalah pejuang Hizbullah.
Jika perang benar-benar terjadi, Israel mungkin akan mengebom sasaran-sasaran di Lebanon selatan sebelum tentaranya mencoba menerobos setidaknya 10 kilometer melintasi perbatasan. Hizbullah kemungkinan akan menggunakan lebih dari 150.000 roket untuk menargetkan kota-kota Israel. Pada tahun 2006 silam, kelompok ini menembakkan sekitar 4.000 rudal ke Israel.
(Susi Susanti)