GAZA - Lebih dari 36.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Israel melancarkan operasi tersebut setelah militan pimpinan Hamas menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Pada siang hari, kamp di Rafah hanya berupa puing-puing tenda yang berasap, logam yang terpelintir, dan barang-barang hangus.
Perempuan menangis dan laki-laki berdoa di samping jenazah yang dikafani.
Duduk di samping jenazah kerabatnya, Abed Mohammed Al-Attar mengatakan Israel berbohong ketika mengatakan kepada penduduk bahwa mereka akan aman di wilayah barat Rafah. Kakak laki-lakinya, adik iparnya dan beberapa kerabat lainnya tewas dalam kobaran api.
"Tentara adalah pembohong. Tidak ada keamanan di Gaza. Tidak ada keamanan, tidak untuk anak-anak, pria lanjut usia, atau wanita. Di sini dia (saudara laki-laki saya) bersama istrinya, mereka syahid," katanya, dikutip Reuters.
Kementerian Luar Negeri Palestina yang berbasis di Tepi Barat mengutuk pembantaian keji tersebut. Media pemerintah melaporkan Mesir juga mengutuk pemboman yang disengaja oleh Israel terhadap tenda-tenda pengungsi dan menggambarkannya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.
Pada Senin (27/5/2024), militer Israel mengatakan sedang menyelidiki laporan baku tembak antara tentara Israel dan Mesir di dekat perbatasan Rafah dengan Gaza.