GAZA - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan yang menewaskan sejumlah warga Palestina yang terlantar di Rafah pada Minggu (26/5/2024) adalah sebuah kecelakaan tragis, di tengah meningkatnya kecaman internasional atas serangan tersebut.
Setidaknya 45 orang tewas menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Ratusan lainnya dirawat karena luka bakar parah, patah tulang, dan luka pecahan peluru.
Berbicara di parlemen Israel, Netanyahu mengatakan sangat penting bagi Israel untuk mengambil setiap tindakan pencegahan untuk melindungi warga sipil yang terjebak dalam pertempuran di Gaza.
Namun dia bersikeras bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menggunakan upaya terbaik mereka untuk tidak merugikan mereka yang tidak terlibat dalam konflik tersebut dan berjanji untuk terus berperang melawan Hamas.
“Saya tidak bermaksud untuk mengakhiri perang sebelum setiap tujuan tercapai,” kata Netanyahu dalam pidatonya, yang disela oleh cemoohan dari anggota keluarga sandera yang disandera oleh Hamas selama serangan 7 Oktober di Israel selatan.
Netanyahu mendapat serangan dari beberapa anggota keluarga karena gagal mencapai kesepakatan untuk memulangkan orang yang mereka cintai.
“Di Rafah kami telah mengevakuasi sekitar satu juta warga non-kombatan dan meskipun kami berupaya semaksimal mungkin untuk tidak menyakiti warga non-kombatan, sayangnya ada sesuatu yang tidak beres secara tragis,” lanjutnya.
“Kami sedang menyelidiki insiden tersebut dan akan mengambil kesimpulan karena ini adalah kebijakan kami,” ujatnya.