Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bos Rental Mobil Tewas Dikeroyok Massa di Pati, Keluarga dan Rekan Sejawat Tuntut Keadilan

Carlos Roy Fajarta , Jurnalis-Selasa, 11 Juni 2024 |14:34 WIB
Bos Rental Mobil Tewas Dikeroyok Massa di Pati, Keluarga dan Rekan Sejawat Tuntut Keadilan
Solidaritas tuntut keadilan atas tewasnya pengusaha rental mobil inisial BH (Foto: MPI/Carlos)
A
A
A

JAKARTA - Keluarga menuntut keadilan atas pengeroyokan yang menewaskan pengusaha rental mobil berinisial BH (52) di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

BH yang merupakan warga Kelurahan Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat dikeroyok massa usai diteriaki maling oleh warga saat hendak membawa pulang mobil yang digelapkan penyewa di Pati pada Kamis 6 Juni 2024.

Hendra (57), yang sudah tiga tahun bekerja di usaha rental mobil milik BH sangat sedih dengan kematian bosnya yang sangat tragis.

"Rental lepas kunci. Kadang ada sopirnya kita siapkan. Kebanyakan untuk hajatan dan perjalanan luar kota. Saya termasuk salah satu driver nya. Ada banyak unit kita, ada kurang lebih 15 unit. Kita bukan rental bodong. Kalau bodong gak akan ada spanduk. Kita punya struk resmi penyewaan rental," ujar Hendra, Selasa (11/6/2024).

 BACA JUGA:

Ia menyebutkan keluarga baik istri dan anak dari BH menginginkan adanya keadilan dengan memberikan hukuman seberat-beratnya kepada para pelaku penganiaya BH.

Hajah GA, istri dari almarhum BH disebut Hendra masih syok dan tidak mau diwawancarai media. BH dan GA diketahui sudah menikah belasan tahun dan memiliki tiga orang anak.

"Anak ada tiga satu kuliah, satu mondok, satu lagi SMP," kata Hendra.

Hendra menyebutkan keluarga korban sangat terpukul atas kepergian BH dan minta keadilan ditegakkan.

 BACA JUGA:

"Dari pihak keluarga korban ingin ada keadilan. Selain gugatan hukum kita ingin unit dipulangkan. Mobil ada satu dibakar, satu masih disana," kata dia.

Dari informasi yang didapatkan Hendra, salah satu yang melempari korban BH itu salah satunya diduga oknum pengurus RT.

"Itukan gak bener harusnya mengayomi tapi malah melakukan tindakan hal tersebut. Kita ingin keadilan dan para pelaku dihukum seberat-beratnya. Itu kelakuan dia memperlakukan BH seperti PKI, disitu ada batu, golok, kayu dibeberin," ungkapnya.

Saat pelaku penggelapan menyewa mobil Hendra mengaku BH tidak curiga. Apalagi kata BH di mobilnya sudah dipasang GPS di mobil tersebut dan ada rekan tim pemburu penggelapan mobil rental.

"Kasus penggelapan mobil memang sedang sangat tinggi. Seperti kemarin saya menemani, saya dibilang ikut-ikut mencuri. Kebanyakan justru dari oknum ada yang melakukan penggelapan," ungkapnya.

 BACA JUGA:

Hendra menyebutkan mobil yang digelapkan oleh pelaku di Pati, Jawa Tengah adalah mobil Honda Mobilio berwarna putih.

"Ada mobil di rental mobilio warna putih. Xenia putih. Yang dibakar ada Sigra. Sigra kita bawa dari sini, malah itu yang dibakar. Bukan yang diteriakin maling pak Haji Burhan itu, yang diteriakin Mobilio. Yang mereka sewa satu. Yang dibakar Sigra karena disangka mobil pencuri," jelas Hendra.

Hendra mengaku setiap hari dari berbagai paguyuban rental mobil datang untuk memberikan dukungan kepada keluarga BH.

"Ini hari ini datang lagi, yang hari ini sudah kelima dan keenam dari hari Sabtu. Saya sudah anak buah sudah seperti saudaranya," kata dia.

Hendra mengungkapkan kronologi penggelapan yang menimpa BH dan tiga orang rekannya yang hendak mengejar mobil yang sudah digelapkan dan diketahui berada di Pati.

 BACA JUGA:

"Saat Sigra datang ke sana untuk menjemput Mobilio itu ada empat orang termasuk pak BH, saat pak BH keluar dari Sigra mau ambil Mobilio justru diteriakin maling. Padahal BH dan tim kayaknya sudah berkomunikasi dengan disana. Bisa dilihat di YouTube mereka mengancam dengan simbol leher menyilang. Pak BH meninggal, tiga lainnya luka parah dirawat di rumah sakit. Aksi brutal terhadap BH harus ditindak hukum seberat-beratnya," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu pengusaha rental, Sulaiman Zuhri yang sedang berkunjung ke kediaman almarhum BH di Cempaka Baru Kemayoran mengaku datang sebagai bentuk solidaritas.

"Meskipun almarhum BH bukan anggota kami, beliau diperlakukan dengan cara-cara yang tidak manusiawi di luar batas kemanusiaan. Untuk itu kami ke rumah duka, dan ziarah ke makam almarhum di Karawang. Ini bentuk solidaritas kami berupa santunan," kata Zuhri.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement