Meskipun kebijakan Soviet sangat populer di kalangan sebagian besar pekerja dan petani di Korea Utara, sebagian besar masyarakat kelas menengah Korea melarikan diri ke selatan paralel ke-38, tempat mayoritas penduduk Korea tinggal saat ini.
Sementara itu, rezim di Selatan yang didukung AS jelas-jelas menyukai elemen sayap kanan yang anti-komunis, menurut Robinson.
“Tujuan utamanya adalah agar Uni Soviet dan Amerika Serikat keluar dari sana, dan membiarkan Korea yang mengambil keputusan,” jelasnya. “Masalahnya adalah Perang Dingin ikut campur…. Dan segala upaya untuk menciptakan jalan tengah atau menyatukan kembali semenanjung digagalkan oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat yang tidak mau menyerah satu sama lain," bebernya.
Pada tahun 1948, Amerika Serikat menyerukan pemungutan suara yang disponsori PBB bagi seluruh warga Korea untuk menentukan masa depan semenanjung tersebut. Setelah Korea Utara menolak berpartisipasi, Korea Selatan membentuk pemerintahannya sendiri di Seoul, dipimpin oleh Syngman Rhee yang sangat anti-komunis.
(Rina Anggraeni)