Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berjanji memulihkan keamanan di Israel utara.
"Dalam kampanye keras melawan Lebanon kami telah menetapkan sebuah prinsip, Siapa pun yang merugikan kami adalah orang mati. Kami mewujudkannya dalam praktik," katanya pada Kamis (4/7/2024).
Permusuhan juga telah membuat puluhan ribu orang dari komunitas perbatasan di Israel utara dan Lebanon selatan mengungsi.
“Respon terhadap pembunuhan pemimpin tercinta Haji Abu Nimah Nasser dimulai tadi malam dan dalam waktu singkat,” terang pejabat senior Hizbullah Hashem Safieddine memperingatkan pada pemakaman Nasser di Beirut pada Kamis (4/7/2024).
“Serangkaian ini akan terus menargetkan situs-situs baru yang musuh tidak bayangkan akan diserang,” lanjutnya.
Juru bicara pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon, Unifil, mengatakan bentrokan kini meluas hingga ke kedua sisi perbatasan, dan meminta Israel dan Hizbullah untuk menahan diri.
“Kami sangat prihatin karena perselisihan apa pun, insiden apa pun, dapat meningkat menjadi sesuatu yang lebih besar jika ada kesalahpahaman,” kata Kandice Ardiel kepada BBC.
Ada banyak upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan dalam beberapa pekan terakhir, dengan PBB dan AS memperingatkan potensi konsekuensi bencana dari perang yang juga dapat melibatkan Iran dan kelompok sekutu lainnya.
Para pejabat Israel telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka siap berperang jika diplomasi gagal. Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan pada Rabu (3/7/20243) bahwa militer akan segera siap untuk mengambil tindakan apa pun yang diperlukan di Lebanon, atau untuk mencapai kesepakatan dari posisi yang kuat.
Hizbullah, yang dipandang sebagai musuh yang jauh lebih unggul dibandingkan Hamas, mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan perang penuh dengan Israel dan bahwa mereka akan mematuhi setiap gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza di Lebanon. Namun mereka juga memperingatkan Israel bahwa mereka akan berperang tanpa aturan jika terjadi perang.
(Susi Susanti)