Sebuah laporan pada bulan Januari lalu oleh Bank Dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Uni Eropa mengatakan banjir bandang yang mematikan di Derna merupakan bencana iklim dan lingkungan yang membutuhkan USD1,8 miliar untuk mendanai rekonstruksi dan pemulihan.
Laporan tersebut mengatakan bahwa runtuhnya bendungan sebagian disebabkan oleh desainnya, yang didasarkan pada informasi hidrologi yang sudah ketinggalan zaman. Lalu sebagian lagi merupakan akibat dari pemeliharaan yang buruk dan masalah tata kelola selama lebih dari satu dekade konflik di Libya.
Libya telah terpecah sejak tahun 2014 antara pusat-pusat kekuatan yang bersaing yang berkuasa di timur dan barat setelah penggulingan Muammar Khadafi dalam pemberontakan yang didukung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada 2011.
(Susi Susanti)