Detail Pemakaman Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Digelar di 2 Negara
Haniyeh merupakan salah satu pendukung awal keterlibatan politik Hamas. Pada tahun 2006, ia terpilih menjadi anggota Dewan Legislatif Palestina setelah gerakan tersebut memutuskan untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum, dan kemudian menjadi Perdana Menteri ke-11 pemerintah Palestina pada tahun 2007.
Haniyeh tetap menjadi Perdana Menteri (PM) Gaza hingga pengumuman Pemerintah Persatuan Nasional pada tahun 2013, meskipun Otoritas Palestina tidak mengakui pemerintahannya pada saat itu dan menganggapnya sebagai pemerintahan de facto.
Komunitas Arab dan internasional sebagian besar menolak untuk terlibat dengan gerakan tersebut dan pemerintahannya di Gaza kecuali dalam batasan yang sangat sempit. Haniyeh dikenal karena pidatonya yang bersemangat dan efektif, dan setelah terpilih sebagai PM, ia dengan terkenal menyatakan, "Kami tidak akan mengakui, kami tidak akan mengakui, kami tidak akan mengakui Israel."
Pada tanggal 6 Mei 2017, Haniyeh terpilih sebagai kepala baru Biro Politik Hamas dan tinggal di ibu kota Qatar, Doha, untuk memudahkan komunikasi dengan dunia luar, karena ia tetap berada dalam daftar orang yang dicari Israel untuk disingkirkan.
Pada Rabu (31/7/2024) pagi, Hamas mengumumkan kematian Ismail Haniyeh, dengan menyatakan bahwa ia tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan kediamannya di Teheran. Haniyeh diketahui tiba di Teheran pada Selasa (30/7/2024) untuk menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Bezhkiyan, di parlemen. Ia bertemu dengan Bezhkiyan dan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei. Ini adalah penampilan publik terakhirnya.
(Susi Susanti)
