Tuntutan yang sama juga disampaikan oleh partai oposisi BNP, yang mendesak Hasina mengundurkan diri serta digantikan oleh pemerintahan sementara yang bersifat netral. Mereka juga menyatakan bahwa Hasina melakukan kecurangan pada Pemilu 2014 dan 2018.
Menurut laporan NPR, hampir 100 orang meninggal akibat kerusuhan pada Minggu, 4 Agustus 2024. Korban yang meninggal mayoritas adalah demonstran, sementara puluhan lainnya adalah petugas polisi. Selain itu, ratusan orang luka-luka sejak kerusuhan mulai terjadi sejak Juli 2024, dengan lebih dari 200 orang mengalami luka-luka. Bulan lalu, kerusuhan yang serupa menewaskan sekitar 200 orang dan melukai ribuan lainnya.
Pemerintah meliburkan sekolah dan kampus untuk membatasi massa berkumpul dan mencegah aksi kekerasan. Protes juga menyebabkan sektor pendidikan lumpuh dan menghambat aktivitas para pekerja kantoran, yang menghadapi tantangan dalam berangkat kerja karena seruan mogok kerja, tidak membayar pajak serta mogok membayar tagihan listrik.
Sejak kerusuhan terjadi, pemerintah telah memblokir media sosial dan internet. Pada 4 Agustus 2024, layanan internet seluler yang diputus di wilayah Bangladesh. Pemerintah juga memblokir Facebook dan WhatsApp, yang digunakan untuk menyebarkan dan mengorganisir aksi demo. Zunaid Ahmed Palak, menteri Telekomunikasi Bangladesh, menyatakan bahwa internet digunakan sebagai alat untuk menyebarkan rumor, kebohongan, dan disinformasi.
Media lokal Bangladesh melaporkan bahwa Sheikh Hasina telah mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri. Dengan suka cita para demonstran merayakan kabar tersebut, beberapa di antaranya terlihat ada yang menari di atas tank. Sumber yang dekat dengan Sheikh Hasina menyatakan bahwa perdana menteri telah meninggalkan Dhaka menuju tempat yang lebih aman.
Itulah Fakta Menarik di Balik Demo Besar-Besaran di Bangladesh yang perlu kalian ketahui.
(Maruf El Rumi)