WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) telah bersiap menghadapi kemungkinan serangan signifikan oleh Iran atau proksinya di Timur Tengah pada minggu ini. Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada Senin (12/8/2024) mengatakan AS telah meningkatkan postur pasukan regionalnya dan berbagi kekhawatiran Israel tentang kemungkinan serangan yang didukung Iran.
Serangan ini dilakukan setelah Iran dan kelompok Islamis Palestina Hamas menuduh Israel melakukan pembunuhan seorang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada akhir bulan lalu.
"Kami berbagi kekhawatiran dan harapan yang sama dengan rekan-rekan Israel kami sehubungan dengan kemungkinan waktu di sini. Bisa jadi minggu ini," kata Kirby kepada wartawan.
"Kami harus bersiap menghadapi kemungkinan serangan signifikan," lanjutnya.
"Kami jelas tidak ingin melihat Israel harus membela diri terhadap serangan lain, seperti yang mereka lakukan pada bulan April. Namun, jika itu yang terjadi pada mereka, kami akan terus membantu mereka membela diri," ungkapnya.
Israel telah bersiap menghadapi serangan besar sejak bulan lalu ketika sebuah rudal menewaskan 12 anak muda di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dan Israel menanggapinya dengan membunuh seorang komandan senior Hizbullah di Beirut.
Sehari setelah operasi itu, Haniyeh, pemimpin politik Hamas, dibunuh di Teheran, yang memicu sumpah Iran untuk membalas Israel.
Pentagon mengatakan pada Minggu (11/8/2023) bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah memerintahkan pengerahan kapal selam rudal berpemandu ke Timur Tengah dan agar kelompok penyerang kapal induk Abraham Lincoln mempercepat pengerahannya ke wilayah tersebut.
Dia adalah seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam kecanduan. Dan orang Sikh-Amerika pertama yang terpilih menjadi anggota majelis California. 00:05
Namun, seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok penyerang kapal induk Lincoln saat ini berada di dekat Laut Cina Selatan dan kemungkinan akan membutuhkan waktu lebih dari seminggu untuk mencapai Timur Tengah.
Harga minyak melonjak lebih dari 3% pada Senin (12/8/2024), naik untuk sesi kelima berturut-turut karena ekspektasi konflik Timur Tengah yang meluas yang dapat memperketat pasokan minyak mentah global.
(Susi Susanti)