Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Catatan Kelam Gempa Besar dan Tsunami di Bengkulu, Pernah Diguncang Kekuatan M9,0

Demon Fajri , Jurnalis-Selasa, 20 Agustus 2024 |11:32 WIB
Catatan Kelam Gempa Besar dan Tsunami di Bengkulu, Pernah Diguncang Kekuatan M9,0
Ilustrasi
A
A
A

BENGKULU - Provinsi berjuluk Bumi Rafflesia ini sering dilanda banyak gempa besar dengan kedalaman dangkal. Dari catatan sejarah gempa.  Daerah ini didominasi gempa dengan mekanisme sesar naik. Sebab Bengkulu merupakan suatu wilayah dengan tatanan tektonik atau lempeng luas yang memiliki mekanisme pergerakan rata-rata sesar naik.

Berdasarkan Dokumen Kajian Risiko Bencana Provinsi Bengkulu, tahun 2022-2026, kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, Khristian Hermansyah, di Bengkulu daerah rawan bencana gempa diiringi gelombang tsunami terdapat ditujuh kabupaten dan kota.

Seperti Kota Bengkulu, Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan, Seluma, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara dan Kabupaten Mukomuko. Dari tujuh daerah tersebut tersebar di 43 kecamatan. 

Derah rawan bencana gempa dan tsunami, jelas Khristian, dihuni 119.669 jiwa. Ratusan ribu jumlah penduduk itu berpotensi terpapar bencana tsunami.

"Ada 7 kabupaten dan kota yang rawan gempa diiringi gelombang tsunami. Tersebar di 43 kecamatan,'' kata Khristian, Senin (19/8/2024).

Merujuk peta sumber dan bahaya gempa Indonesia tahun 2017. Bengkulu setidaknya terdapat dua segmen subduksi. Megathrust Mentawai-Pagai dan megathrust Enggano, namanya. 

Dua segmen tersebut menjadi generator utama untuk gempa megathrust di wilayah Bengkulu. Dengan setiap segmen memiliki potensi kekuatan gempa maksimum yang berbeda.

Pada segmen megathrust Mentawai-Pagai, kekuatan maksimum gempa mencapai M=8.9. Sementara pada segmen Enggano kekuatan maksimum-nya sedikit lebih kecil, M=8.4.

''Bengkulu kerap diguncang gempa karena dilalui dua segmen subduksi megathrust,'' kata Pengamat Meteorologi Dan Geofisika (PMG) Ahli Muda Stasiun Geofisika, Kelas III Kepahiang, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu, Sabar Ardiansyah, Senin (19/8/2024).

Sejarah Gempa Besar 

Wilayah ini sempat diguncang gempa berkekuatan dahsyat, Minggu 4 Juni 2000 dengan kekuatan Mw=7,3. Kemudian, pada Rabu 12 September 2007, berkekuatan Mw=8,4. Dua gempa besar itu berlokasi relatif berdekatan.

Dua gempa tersebut pada dasarnya dibangkitkan segmen megathrust yang berbeda. Gempa yang terjadi pada Minggu 4 Juni 2000, disebabkan megathrust Enggano. Sementara gempa pada Rabu 12 September 2007, dibangkitkan megathrust Mentawai-Pagai.

Segmen Enggano, terang Sabar, sejak tahun 2000 hingga 2019 belum ada gempa besar melebihi M=7,0 yang terjadi pada segmen tersebut. Meskipun demikian aktivitas segmen Enggano tetap tinggi.

Adanya rekaman gempa-gempa kecil yang tercatat di BMKG Kepahiang, terang Sabar, membuat segmen ini terus melepaskan energi sepanjang waktu dalam bentuk gempa-gempa kecil.

Pada segmen megathrust Mentawai-Pagai, jelas Sabar, selain gempa pada Rabu 12 September 2007, gempa besar terakhir terjadi pada Senin 25 Oktober 2010, dengan kekuatan Mw=7,7. Gempa ini diikuti gelombang tsunami dan menelan banyak korban jiwa.

Secara langsung gempa 2010, terang Sabar, memang tidak berdampak pada daerah Bengkulu. Namun getaran gempa dirasakan cukup kuat dibeberapa daerah. Seperti di Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu.

Berdasarkan catatan sejarah gempa di masa lalu, tambah Sabar, zona megathrust Mentawai-Pagai ini pernah mencatat sejarah kelam dengan terjadi gempa dahsyat pada tahun 1883 berkekuatam M=9,0.

Dampaknya tidak hanya sekitar wilayah Sumatera Barat. Melainkan wilayah lain ikut terdampak. Seperti Bengkulu. Dampak gempa itu menimbulkan gelombang tsunami di Bengkulu.

Empat tahun lalu (2020-2024). Segmen Enggano kembali menunjukkan eksistensinya. Tepatnya, pada Kamis 19 Agustus 2020, dengan gempa berkekuatan M=6,9 dan M=6,8. 

Intensitas gempa itu maksimum mencapai IV MMI dirasakan di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko, Seluma dan Kabupaten Kepahiang.

Lalu, III MMI dirasakan di Kabupaten Bengkulu selatan, Kaur, Curup dan Kabupaten Lebong dan II-III MMI dirasakan di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Intensitas IV MMI ini berpotensi mengakibatkan kerusakan pada perabot rumah tangga.

 

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement