Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bantah Optimisme AS, Netanyahu: Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas Masih Jauh dari Harapan

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 06 September 2024 |06:57 WIB
Bantah Optimisme AS, Netanyahu: Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas Masih Jauh dari Harapan
PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih jauh dari harapan (Foto: AP)
A
A
A

GAZAPerdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Kamis (5/9/2024) bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih jauh dari harapan. Netanyahu juga menolak optimisme Amerika Serikat (AS) atas kesepakatan tersebut dan mengatakan garis merahnya menjadi ‘lebih merah’ setelah pembunuhan enam sandera di Gaza.

Berbicara sehari setelah seorang pejabat senior pemerintahan Presiden AS Biden mengatakan kesepakatan telah sembilan puluh persen disetujui, Netanyahu mengatakan kepada acara pagi ‘Fox and Friends’ bahwa hal itu tidak akurat.

Dia menyebut kemungkinan kesepakatan gaza yang mencuat di publik sebagai narasi yang salah. Netanyahu menyalahkan Hamas, dengan mengatakan mereka hanya ingin Israel keluar dari Gaza sehingga mereka dapat merebut kembali Gaza.

Komentarnya muncul setelah pejabat AS tersebut mengatakan kepada wartawan dalam sebuah pengarahan pada Rabu (4/9/2024) bahwa pembunuhan sandera oleh Hamas dan sikap garis keras pemimpin Israel yang semakin meningkat telah mempersulit dorongan Washington untuk gencatan senjata.

Mereka mengatakan setidaknya ada dua isu utama yang tersisa. Yakni  identitas tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai ganti tawanan yang masih ditahan di Gaza, dan "penempatan ulang" pasukan Israel di daerah kantong itu. Netanyahu mengisyaratkan tidak akan ada kesepakatan kecuali mereka dapat tetap berada di daerah yang dikenal sebagai koridor Philadelphia.

Intervensi publik yang berulang kali dilakukan pemimpin Israel juga telah membuat keadaan menjadi lebih sulit.

 

Seperti diketahui, AS telah berbulan-bulan memimpin negosiasi bersama Qatar dan Mesir, berharap untuk menjadi penengah kesepakatan yang akan mengakhiri serangan Israel yang hampir setahun di Gaza dan mengamankan pembebasan sandera yang ditahan di daerah kantong itu sejak serangan teror Hamas pada 7 Oktober.

Sampai saat ini, AS telah mengungkapkan rincian terbatas dari pembicaraan tersebut, tetapi pejabat tersebut mengatakan bahwa setelah pembunuhan penyanderaan dan dengan komentar publik Netanyahu yang menuai reaksi keras, pemerintahan Biden merasa perlu untuk menyoroti apa yang sebenarnya ada di atas meja.

Informasi tersebut disampaikan setelah NBC News mengungkapkan bahwa keluarga sandera Amerika yang ditawan oleh Hamas telah mendesak Gedung Putih untuk mempertimbangkan secara serius untuk mencapai kesepakatan sepihak dengan kelompok militan tersebut guna mengamankan pembebasan orang-orang yang mereka cintai.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement