LEBANON - Pemerintah Israel tidak mengomentari ledakan pager maupun walkie talkie yang terjadi di Lebanon selama 24 jam terakhir. Israel tidak mengakui maupun menyangkal serangan itu. Hal itu tidak mengherankan karena Israel memang jarang memberikan komentar resmi tentang operasi semacam ini. Meski digembor-gemborkan jika dalang di balik ledakan itu badan intelijen negara itu, Mossad, namun Israel tak bergeming sama sekali.
Dalam video berdurasi 10 detik yang diunggah di X malam ini, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memberikan pesan yang jauh dari tema ledakan yang terjadi. Dia hanya dengan tegas menyatakan akan memulangkan penduduk utara dengan selamat.
"Kami akan mengembalikan penduduk utara dengan selamat ke rumah mereka, dan kami akan melakukannya dengan tepat,” cuitnya.
Itu konsisten dengan rencana pemerintah yang mengumumkan bahwa tujuan perang baru adalah untuk mengembalikan ribuan warga Israel yang mengungsi ke wilayah utara negara itu setelah serangan roket dan pesawat tak berawak dari Hizbullah mengusir mereka.
Hizbullah adalah musuh yang dibenci, tetapi juga ditakuti, jadi ada beberapa pihak di Israel yang merasa bangga atas apa yang dianggap sebagai penghinaan bagi Hizbullah.
Namun, ada juga kekhawatiran nyata tentang apa yang mungkin terjadi jika konflik dengan Hizbullah sekarang meningkat menjadi perang yang lebih besar, mungkin melibatkan Lebanon sendiri dan bahkan negara-negara lain, dengan Iran yang dikenal sebagai pendukung utama Hizbullah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Amerika Serikat (AS) pada hari ini waktu setempat telah menyerukan de-eskalasi, di tengah kekhawatiran akan konflik yang semakin dalam, tetapi tampaknya permintaan tersebut tidak diindahkan.