Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dokter Bedah Bekerja Seperti Robot karena Banyak Orang Luka Parah Akibat Ledakan Bom Pager dan Walkie Talkie di Lebanon

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 20 September 2024 |07:33 WIB
Dokter Bedah Bekerja Seperti Robot karena Banyak Orang Luka Parah Akibat Ledakan Bom Pager dan Walkie Talkie di Lebanon
Seorang dokter bedah Lebanon mendadak jadi ‘robot’ karena harus menangani banyaknya korban luka parah akibat ledakan bom pager dan walkie-talkie (Foto: Anadolu Agency)
A
A
A

BEIRUT – Seorang dokter bedah di Lebanon harus bekerja seperti ‘robot’ karena harus menangani banyaknya korban luka parah akibat ledakan bom pager dan walkie-talkie selama dua hari. Dokter bedah Elias Jaradeh mengatakan bahwa ia banyak menangani korban wanita dan anak-anak.

Namun sebagian besar pasien yang ia tangani adalah pria muda. Dokter bedah tersebut mengatakan sebagian besar korban terluka parah dan banyak yang kehilangan penglihatan pada kedua matanya.

Yang tewas dan terluka di Lebanon termasuk pejuang dari Hizbullah, kelompok bersenjata yang didukung Iran yang telah saling serang lintas perbatasan dengan Israel selama berbulan-bulan dan digolongkan sebagai organisasi teroris oleh Inggris dan Amerika Serikat (AS).

Namun, anggota keluarga mereka juga terbunuh atau terluka, bersama dengan orang-orang yang tidak bersalah. Elias Jaradeh menggambarkan korban luka yang ia tangani sebagian besar warga sipil.

Serangan bom yang menewaskan 37 orang termasuk dua anak-anak secara luas disalahkan kepada Israel, yang belum mengaku bertanggung jawab.

Dr. Jaradeh, yang juga anggota parlemen untuk blok parlemen Change, bekerja di rumah sakit spesialis mata dan telinga tempat beberapa orang yang terluka parah dirawat. Ia mengatakan hal itu telah membebani tim medis, termasuk dirinya sendiri.

"Dan, ya, itu sangat sulit. Anda harus memisahkan diri. Kurang lebih, Anda seperti robot. Ini adalah cara Anda harus berperilaku, tetapi di dalam hati, Anda terluka parah. Anda melihat bangsa ini terluka,” terangnya.

Menteri Kesehatan Lebanon mengatakan kepada BBC ka dokter bedah seperti Dr. Jaradeh bekerja selama hampir 24 jam terus-menerus pada yang terluka, banyak di antaranya telah kehilangan penglihatan atau kehilangan fungsi tangan.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement