Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perusahaan Jepang Akui Telah Berhenti Produksi Walkie-Talkie yang Digunakan dalam Ledakan di Lebanon

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 20 September 2024 |08:46 WIB
Perusahaan Jepang Akui Telah Berhenti Produksi Walkie-Talkie yang Digunakan dalam Ledakan di Lebanon
Produsen radio genggam Jepang mengaku telah berhenti memproduksi walkie-talkie yang berlogo perusahaannya yang meledak di Lebanon (Foto: AP)
A
A
A

TOKYO - Sebuah produsen radio genggam Jepang telah berhenti memproduksi walkie-talkie yang berlogo perusahaannya yang meledak di Lebanon. Mereka mengaku telah menghentikan produksi perangkat tersebut satu dekade lalu.

Setidaknya 20 orang tewas dan 450 orang terluka setelah ratusan walkie-talkie, beberapa dilaporkan digunakan oleh kelompok bersenjata Hizbullah, meledak di Lebanon pada Rabu (18/9/2024).

Perangkat tersebut, menurut foto dan video setelah serangan tersebut, tampaknya adalah transceiver IC-V82 yang dibuat oleh Icom, produsen telekomunikasi yang berbasis di Osaka.

Namun, Icom mengatakan bahwa mereka tidak memproduksi atau mengekspor IC-V82, maupun baterai yang dibutuhkan untuk mengoperasikannya, selama 10 tahun.

Icom adalah perusahaan Asia kedua yang terlibat dalam insiden pemboman di Lebanon minggu ini, setelah ribuan pager yang meledak yang tampaknya terkait dengan perusahaan Taiwan Gold Apollo menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai lebih dari 2.000 orang.

Pendiri Gold Apollo, Hsu Ching-Kuang, dengan tegas membantah perusahaannya terlibat dalam serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ia telah memberikan lisensi merek dagangnya kepada sebuah perusahaan di Hungaria bernama BAC Consulting, yang tidak dapat dihubungi oleh BBC.

Icom mengatakan kepada BBC bahwa mereka mengetahui laporan bahwa perangkat radio dua arah yang berlogonya telah meledak di Lebanon, dan mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki masalah tersebut.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement