 
                IRAK - Misi militer koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) di Irak akan berakhir pada September 2025 dan akan ada transisi menuju kemitraan keamanan bilateral. Hal ini diungkapkan AS dan Irak dalam pernyataan bersama pada Jumat (27/9/2024).
AS memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak dan 900 di negara tetangga Suriah sebagai bagian dari koalisi yang dibentuk pada tahun 2014 untuk memerangi ISIS yang mengamuk di kedua negara.
Pernyataan bersama tersebut memberikan sedikit rincian, termasuk berapa banyak tentara AS yang akan meninggalkan Irak dan dari pangkalan mana.
Dalam pengarahan kepada wartawan pada Jumat (27/9/2024), seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa langkah tersebut bukanlah penarikan dan menolak untuk mengatakan apakah ada pasukan yang akan meninggalkan Irak.
"Saya hanya ingin menegaskan fakta bahwa ini bukan penarikan pasukan. Ini adalah transisi. Ini adalah transisi dari misi militer koalisi ke hubungan keamanan bilateral AS-Irak yang diperluas," kata pejabat itu.
Perdana Menteri (PM) Irak Mohammed Shia al-Sudani memulai pembicaraan dengan Washington pada bulan Januari mengenai perubahan tersebut. Ia mengatakan bahwa, meskipun ia menghargai bantuan mereka, pasukan AS telah menjadi magnet bagi ketidakstabilan, sering menjadi sasaran dan menanggapi dengan serangan yang sering tidak dikoordinasikan dengan pemerintah Irak.
Reuters telah melaporkan bahwa perjanjian tersebut akan membuat ratusan pasukan meninggalkan pangkalan udara pada bulan September 2025, dengan sisanya berangkat pada akhir tahun 2026.