RIYADH - Arab Saudi berharap terjadi deeskalasi dan dialog di Timur Tengah usai kondisi yang kian memanas. Hal ini diungkapkan Menteri Ekonomi Faisal al-Ibrahim pada Rabu (2/10/2024), saat ditanya pada sebuah konferensi di Berlin tentang situasi di Timur Tengah setelah serangan rudal Iran ke Israel.
al-Ibrahim menyebut eskalasi tersebut tidak menguntungkan tetapi mengatakan sangat sulit untuk menghindari diskusi. “Kami berharap kebijaksanaan akan menang, de-eskalasi akan terjadi, dialog akan terwujud dan lebih banyak kolaborasi akan terlihat secara global, tetapi juga secara regional bagi kita untuk mengatasi tantangan ini,” katanya.
Kekhawatiran bahwa Iran dan Amerika Serikat (AS) akan terseret ke dalam perang regional telah meningkat dengan meningkatnya serangan Israel terhadap Lebanon dalam dua minggu terakhir. Termasuk dimulainya operasi darat di sana pada Senin (30/9/2024) dan konfliknya yang telah berlangsung selama setahun di Jalur Gaza.
Korps Garda Revolusi Iran mengatakan serangan terhadap Israel merupakan balasan atas pembunuhan para pemimpin militan oleh Israel dan serangan di Lebanon terhadap gerakan bersenjata Hizbullah yang didukung Iran dan terhadap kelompok militan Palestina Hamas.
Seperti diketahui, Iran melakukan serangan rudal balistik ke Israel pada Selasa (1/10/2024) malam waktu setempat. Iran melepaskan ratusan rudal ke beberapa wilayah Israel, termasuk menargetkan markas intelejen Mossad. Serangan ini dilakukan sebagai serangan balasan serangkaian pembunuhan terhadap tokoh Hamas dan Hizbullah yang dilakukan Israel.