Tiga hari pertama pelatihan, digunakan untuk ceramah dan diskusi ringan. Dalam satu sesi ceramah, pelatih dari RPKAD menegaskan, bahwa PKI anti-Tuhan dan berencana membunuh para ulama dan kiai Nahdlatul Ulama.
“Kami diberi tahu bahwa PKI itu berbahaya dan kami harus menumpas mereka. Kami juga diberi tahu, setelah pelatihan, kami bisa masuk tentara” ucap Yoso.
Pada hari keempat, barulah dimulai latihan fisik dan persenjataan. Para pemuda tersebut diajari baris-berbaris dan kecakapan dasar lainnya. Meski mereka tak diberi seragam, Yoso berkata “Kami juga diberi tahu cara menggunakan pistol dan senapan AK-47, kami merasa gagah seperti tentara”.
Setelah sebulan dilatih di kampus, mereka akhirnya dilepas turun ke lapangan. Yoso bercerita, saat itu mereka ditugaskan ke desa-desa dengan membawa daftar orang PKI yang harus mereka tangkap. Penugasan tersebut juga diatur sedemikian rupa, agar para anggota tidak harus menggerebek desanya sendiri.“Saya menangkap puluhan orang,” ujar Yoso.