Keesokan paginya sebuah helikopter datang tetapi tidak dapat menemukan mereka, yang berarti mereka menghadapi 24 jam lagi di gunung.
"Mereka memang mencoba menyelamatkan kami tetapi kondisinya brutal bagi perusahaan untuk beroperasi. Cuaca buruk, kabut, ketinggian tinggi dan mereka tidak dapat menemukan kami karena permukaannya sangat luas," jelasnya.
Setelah berhasil menuruni lereng gunung ke beberapa es yang mencair, kedua wanita itu berhasil menampung air dalam botol mereka.
Manners mengatakan mereka "nyaris selamat" dari badai sore itu dan malam kedua dalam cuaca dingin tanpa makanan dan hanya sedikit air.
"Helikopter terbang lewat lagi, tidak dapat melihat kami. Kami hancur," katanya.
"Kami tahu kami harus mencoba turun sendiri karena helikopter tidak akan membantu kami,” lanjutnya.
Pada pagi kedua itu mereka mulai menuruni lereng batu dengan hati-hati, menyadari kondisi mereka yang lemah dapat menyebabkan kesalahan.
Pada titik itu, mereka melihat sekelompok pendaki Prancis datang ke arah mereka, penyelamat yang telah mendengar tentang situasi mereka dari teman bersama.
Mereka berbagi peralatan, makanan, dan kantong tidur dengan para wanita itu dan menghubungi helikopter dengan lokasi yang tepat untuk penyelamatan.