Awal bulan ini Zelensky mengemukakan gagasan penyelesaian diplomatik yang akan melibatkan "pembekuan" garis pertempuran saat ini dan pengerahan pasukan asing di Ukraina. Rusia telah menuntut agar Ukraina menghentikan ambisinya untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.
Selain konflik Ukraina, Paus Fransiskus juga menyerukan diakhirinya konflik, baik politik, sosial maupun militer, di tempat-tempat seperti Lebanon, Mali, Mozambik, Haiti, Venezuela, dan Nikaragua.
Pria berusia 88 tahun itu juga kembali menyerukan gencatan senjata dalam perang Hamas-Israel dan pembebasan sandera Israel yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza. Paus Fransiskus yang sangat kritis pada kekejaman Israel, menyebut masalah kemanusiaan di Gaza "sangat serius" dan meminta "pintu dialog dan perdamaian (untuk) dibuka lebar-lebar".
Sebelumnya, pada Malam Natal, Paus Fransiskus membuka Tahun Suci bagi Gereja Katolik sedunia, yang akan berlangsung hingga 6 Januari 2026. Tahun Suci Katolik, yang juga dikenal sebagai Yubelium, dianggap sebagai masa damai, pengampunan, dan pengampunan.
Pada Rabu, Paus Fransiskus mengatakan tahun Yubelium seharusnya menjadi waktu bagi "setiap individu, dan semua orang dan bangsa ... untuk menjadi peziarah harapan, untuk membungkam suara senjata dan mengatasi perpecahan".
Paus Fransiskus juga mengatakan ini seharusnya menjadi waktu "untuk meruntuhkan semua tembok pemisah".
(Rahman Asmardika)