Ia juga membuka jalan bagi penyerahan Terusan Panama kepada otoritas Panama pada 1999. Langkah Carter ini menjadi perhatian baru-baru ini setelah Presiden terpilih AS Donald Trump mengancam akan membatalkan keputusan ini dan mengembalikan kendali Amerika atas jalur air penting tersebut.
Masa akhir jabatannya diwarnai oleh krisis penyanderaan di Iran, yang semakin memperburuk citranya di dalam negeri. Krisis penyanderaan ini berlangsung selama 444 hari hingga akhirnya diselesaikan oleh penggantinya Ronald Reagan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Carter mengalami beberapa masalah kesehatan termasuk melanoma yang menyebar ke hati dan otaknya. Carter memutuskan untuk menerima perawatan rumah sakit pada Februari 2023 alih-alih menjalani intervensi medis tambahan.
Istrinya, Rosalynn Carter, meninggal pada 19 November 2023, pada usia 96 tahun. Ia tampak lemah saat menghadiri upacara peringatan dan pemakaman istrinya di kursi roda.
Setelah meninggalkan jabatan kepresidenan, Carter mendedikasikan dirinya pada upaya kemanusiaan, mendirikan Carter Center pada 1982, yang berfokus pada promosi demokrasi dan hak asasi manusia.
Carter memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2002 atas upayanya untuk mempromosikan hak asasi manusia dan menyelesaikan konflik di seluruh dunia, dari Ethiopia dan Eritrea hingga Bosnia dan Haiti.
(Rahman Asmardika)