Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

6 Fakta Perang Dagang Jilid II Trump, Nomor 4 Dirasakan Juga di Indonesia

Siti Gea Arzetty , Jurnalis-Selasa, 04 Februari 2025 |16:20 WIB
6 Fakta Perang Dagang Jilid II Trump, Nomor 4 Dirasakan Juga di Indonesia
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Foto; VOA)
A
A
A

JAKARTA – Sejak 2018, Presiden Donald Trump telah mengumumkan perang dagang dengan China yang berimbas kepada negara lain. Perang ini juga selalu didasari dengan hukum AS tertentu seperti, impor asing sebagai ancaman nasional, serta mengenakan tarif dan/atau kuota pada impor.

Pada Sabtu lalu (1/2/2025), Trump kembali membuat heboh dunia dengan menandatangani perintah terkait tarif bea masuk sebesar 10% atas produk China dan 25% atas impor dari Meksiko dan Kanada, serta Sumber Daya Energi dari Kanada akan menerima tarif sebesar 10%.

Berikut 6 fakta Perang Dagang Jilid II Trump di tahun ini.

1. Alasan Trump Umumkan Perang Dagang

Donald Trump mengatakan bahwa tariff yang diumumkan terhadap tiga negara: Kanada, Meksiko, dan China merupakan bentuk respon atas kekhawatiran tentang imigrasi illegal dan perdagangan narkoba yang marak terjadi beberapa tahun belakangan ini.

Penerapan tarif ini juga menjadi ujung tombak dari janji Trump saat kampanye nya sekaligus memangkas deficit neraca perdagangan dengan memberikan tarif sebesar minimal 10% untuk produk-produk asing yang akan masuk.

2. Tanggapan Kanada dan Meksiko

Kanada memberikan respon lebih awal dengan pemberian tarif 25% pada produk-produk AS yang pada akhirnya bernilai 155 miliar dolar Kanada.

Sementara Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum juga akan memberikan tarif balasan terhadap produk-produk AS sebesar 5%-20% pada bahan pokok, baja manufaktur, dan aumunium, tetapi akan melihat perkembangan situasi dengan “kepala dingin” sambil mempersiapkan alternatif solusi.

3. Dampak Terhadap Kanada dan Meksiko

Sebagai negara dengan penanaman modal asing langsung (FDI) oleh AS yang meningkat pada 2022, membuat Kanada menjadi salah satu negara yang bergantung dengan pasokan eskpor teratas untuk 23 negara bagian dari AS. Tentu dengan adanya kebijakan ini, akan menambah tekanan inflasi bagi Kanada, Selain itu, dapat menyebabkan penurunan PDB sebesar 2,7% di tahun ini dan 4,3% di tahun depan.

Di sisi lain, AS menjadi pasar luar negeri terpenting bagi Meksiko. Ekspor AS ke Meksiko berjumlah lebih dari USD322miliar pada 2023 menurut data Biro Sensus, sementara AS mengimpor produk ke Meksiko sejumlah lebih dari USD475 miliar. Melihat hal ini, Meksiko akan paling terkena imbas lebih, meningkatnya inflasi sebesar 6%, naik dari 4,2% pada Desember lalu.

 

4. Harga Emas Melonjak

Harga emas yang terus naik akhir-akhir ini berdampak dari dolar AS yang semakin menguat di pasar dagang Dunia. Permintaan terhadap logam mulia masih tetap kuat yang digunakan untuk safe haven.

Harga emas yang terus melaju ini jika dillihat sejak Trump dilantik kira-kira sudah melejit 4,28% dalam dua pekan. Jika dibandingkan pada periode pertama waktu Trump dilantik pada saat itu, sekitar dua minggu perdagangan harga emas hanya menguat sekira 0,84%.

5. Dampak Ekonomi Terhadap Indonesia

Menurut penilaian ekonom, dapak dari Perang Dagang jilid II Trump ini cukup signifikan bagi perekonomian di Indonesia, dapat menjadi potensi menurunnya pasar dosmetik  dan gejolak Rupiah Indonesia di kancah internasional.

Rupiah mengalami gejolak pada Senin kemarin (3/1/2025) tepat setelah Trump mengumumkan kebijakan tarif untuk Kanada dan Meksiko. Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,83% di angka Rp16.430/USD. Posisi ini merupakan yang terendah sejak 21 Juni 2024 atau sekitar tujuh bulan terakhir.

Selain itu, Indonesia juga disinyalir terdampak terhadap barang-barang ekspor terhadap kebijakan tarif Trump. Ekspor Indonesia ke AS melonjak hingga angka 15,3% di Era Trump. Kenaikan ini melonjak jauh dibanding era Obama sebesar 8,52%. Hal ini juga dapat menjadi isu utama untuk produk-produk lokal Indonesia yang tidak laku di pasar Internasional, dengan alternatif devaluasi nilai tukar Rupiah.

6. Ditunda 30 Hari

Pada Senin, Trump mengumumkan untuk menunda pengenaan tarif terhadap Kanada dan Meksiko selama 30 hari. Meski begitu, tarif terhadap China tetap akan mulai berlaku pada Selasa, (4/2/2025).

Keputusan ini diambil Trump setelah melakukan pembicaraan dengan pemimpin Kanada dan Meksiko melalui panggilan telepon. Dalam pembicaraan tersebut Perdana Menteri Kanada  Justin Trudeau berjanji untuk melakukan penguatan di perbatasan sebgai operasi pemberhentian penyeberangan obat-obat an terlarang dan imigran.

Sementara itu Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, Meksiko juga akan mengirimkan 10.000 tentara untuk menghentikan penyeberangan fentanil di perbatasan untuk memenuhi desakan AS terkait keamanan perbatasan.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement