WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu, (15/3/2025) melancarkan serangan besar-besaran terhadap Houthi Yaman, sebagai balasan atas serangan kelompok itu terhadap pengiriman barang di Laut Merah. Serangan AS tersebut menewaskan setidaknya 24 orang pada awal operasi yang diperkirakan akan berlangsung beberapa hari.
Trump juga memperingatkan Iran, pendukung utama Houthi, bahwa negara itu perlu segera menghentikan dukungan untuk kelompok tersebut. Trump mengatakan jika Iran mengancam Amerika Serikat, "Amerika akan meminta pertanggungjawaban penuh kepada Anda dan kami tidak akan bersikap baik tentang hal itu!"
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa serangan tersebut mungkin akan berlangsung selama berminggu-minggu, dan merupakan operasi militer AS terbesar di Timur Tengah sejak Trump menjabat pada Januari. Serangan itu terjadi saat Amerika Serikat meningkatkan tekanan sanksi terhadap Teheran sambil mencoba membawanya ke meja perundingan mengenai program nuklirnya.
"Kepada semua teroris Houthi, WAKTU KALIAN SUDAH HABIS, DAN SERANGAN KALIAN HARUS DIHENTIKAN, MULAI HARI INI. JIKA TIDAK, NERAKA AKAN MENGHANCURKAN KALIAN DENGAN CARA YANG BELUM PERNAH KALIAN LIHAT SEBELUMNYA!" Trump memposting di platform Truth Social miliknya, sebagaimana dilansir Reuters.
Setidaknya 13 warga sipil tewas dan sembilan lainnya cedera dalam serangan AS di ibu kota Yaman, Sanaa, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Houthi.
Setidaknya 11 orang lainnya, termasuk empat anak-anak dan seorang wanita, tewas dan 14 lainnya cedera dalam serangan AS di provinsi utara Saada, TV Al-Masirah yang dikelola Houthi melaporkan.