"Dua-duanya berbeda sikap. Kan terakhir ini paling concern untuk mempertemukan Bu Mega dengan Pak Prabowo itu faksinya Puan. Dan satu hari setelah lebaran itu, mereka berbicara tentang pertemuan itu," imbunya.
Kendati demikian, Ray menilai, Megawati tengah mencari jalan tengah untuk menyatukan faksi di PDIP, melalui bertemu Prabowo di kediamannya, Teuku Umar, Jakarta Pusat.
"Jadi Bu Mega katakanlah, oke saya bertemu tetapi saya nggak akan ke istana. Kalau ke Istana mungkin faksi DPP tak setuju. Oleh karena itu, kalau Pak Prabowo ingin silaturahmi ke saya, silakan. Saya dengan semua orang juga silaturahmi," ucap Ray.
"Artinya, Bu Mega ingin mengatakan, kedatangan Pak Prabowo ke rumah itu sebagai lebaran silaturahmi sama seperti warga lain datang ke rumah Bu Mega, Bu Sri (Sri Mulyani) datang ke situ, mantan Menteri PUPR datang ke situ, Anak Prabowo, Mas Didit juga datang ke situ dan semuanya diterima oleh Bu Mega. Artinya, perang simbolik itu terjadi, BuMegawati menganggap pertemuan ini nggak istimewa," pungkasnya.
(Arief Setyadi )