"Karena hasilnya positif sehingga pernah coba menggugurkan kandungannya dengan meminta bantuan AN sehingga, dan diberikan tablet sebanyak 2 biji sehingga haid. Karena mengira bahwa bayi yang ada di perutnya telah gugur, namun S mulai curiga di bulan puasa karena ingin makan yang aneh," sambung Nikolas.
Selanjutnya, tanggal 30 April 2025 sekitar pukul 12.00 Wita, S merasakan sakit perut terus menerus sehingga pukul 21.00 pergi ke Puskesmas Selong dibonceng orang tuanya. Tiba di Puskesmas, S beralasan tidak pernah BAB selama 4 hari dan saat bersamaan S merasa ada cairan yang keluar dan benda dari kelaminnya.
"Ternyata itu adalah anaknya, sehingga meminta orang tuanya untuk mengantarnya ke toilet dengan maksud menaruhnya disana, bahkan sempat meminta orang tuanya untuk meminjam gunting perawat jaga agar bisa memotong pusat bayinya, setelah itu anaknya ditutup menggunakan penutup ember yang ada di toilet tanpa menggunakan pakaian," terangnya.
"Kemudian keluar berjalan kembali ke tempat ruang periksa sempat di suntik di lengan kanan dan kiri oleh perawat, kemudian pulang ke rumahnya," imbuh Nikolas.
Saat ini S tengah menjalani pemeriksaan di Unit PPA Polres Lombok Timur dan mendapat pendampingan dari Psikolog dan petugas Dinas Sosial Lombok Timur.
(Awaludin)