“Kami akan mengimbau RT dan RW agar mengingatkan warga, terutama yang memiliki balita, untuk lebih berhati-hati dan tidak membiarkan anak-anak bermain di sekitar sungai,” ucapnya.
Selain itu, pihak kelurahan tengah mempertimbangkan upaya pencegahan sementara, seperti pemasangan pagar bambu atau pengaman sederhana di titik-titik rawan. Untuk pembangunan struktur permanen, Galih menyebut perlu adanya koordinasi lebih lanjut dengan dinas terkait atau melalui usulan pokok pikiran (pokir) anggota DPRD.
“Yang penting, minimal kita lakukan dulu upaya-upaya pencegahan dini,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Operasional Kebakaran dan Penyelamatan Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Depok, Tesy Haryati mengatakan, pihaknya mengerahkan satu unit komando dengan delapan personel, yang terdiri dari empat petugas dari Pos Merdeka dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Damkar wilayah Tapos.
Tim dilengkapi dengan sejumlah peralatan pencarian dan penyelamatan air, antara lain tali carmantle, webbing, tabung dan masker scuba, helm, pelampung, sarung tangan, serta sepatu harvix.
"Upaya pencarian telah menjangkau hingga pintu air di samping PT Coca Cola, jalan Raya Bogor namun hingga sore hasilnya masih nihil. Arus bawah sungai cukup deras, yang memperbesar tantangan dalam proses pencarian," ucap Tesy.
Dirinya menjelaskan, pihaknya menerima laporan tentang seorang anak perempuan bernama NAH berusia 1 tahun 6 bulan, yang diduga terjatuh ke sungai pada Minggu 8 Juni 2025.
(Fetra Hariandja)