Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Polri untuk Masyarakat: Humanis Melayani Lebih dari Sekadar Polisi

Puteranegara Batubara , Jurnalis-Senin, 23 Juni 2025 |18:39 WIB
Polri untuk Masyarakat: Humanis Melayani Lebih dari Sekadar Polisi
Polri untuk Masyarakat: Humanis Melayani Lebih dari Sekadar Polisi (Foto Ilustrasi: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Polri untuk Masyarakat menjadi tema besar peringatan Hari Bhayangkara ke-79 pada 1 Juli 2025. Pokok pikiran tersebut diusung dari refleksi tugas pokok utama Kepolisian yakni, penegakan hukum memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan terhadap seluruh warga Indonesia. 

Polisi sendiri menjadi Leading Sector dalam rangka memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas) Indonesia. Sehingga, tema Polri untuk Masyarakat di HUT ke-79 menjadi relevan untuk digaungkan. 

"Tagline Polri untuk masyarakat adalah tagline yang sangat baik. Itu mengingatkan kembali satu tugas pokok Kepolisian bahwa polisi hadir di tengah masyarakat untuk memastikan, penegakan hukum pengayoman dan pelayanan berjalan baik untuk masyarakat dan negara. Itu paling substansial tagline tersebut," kata Komisioner Kompolnas Choirul Anam saat dihubungi Okezone, Sabtu, 21 Juni 2025.

Penggunaan tagline Polri untuk Masyarakat dinilai tepat ketika momentum dewasa ini. Dimana, Korps Bhayangkara yang memiliki personel sekira 440.000 terus berupaya melakukan perbaikan di berbagai lini sektor guna menghadapi segala dinamika maupun tantangan yang datang dari luar maupun dalam negeri. 

"Beberapa hal memang harus dilakukan oleh Kepolisian memastikan Tagline itu hadir di tengah masyarakat dengan sesuatu yang konkret. Di antaranya memperkuat proses berbagai pelayanan di masyarakat. Pelayanan dalam dimensi yang luas, termasuk juga pelayanan penegakan hukum hingga pelayanan administrasi," ujar Anam. 

1. Tantangan Polri 

Tak dipungkiri, Polri saat ini terus memperbaiki citra guna mendapatkan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi. Kepolisian terus berusaha dengan berbagai upaya untuk mewujudkan institusi yang diharapkan dan dicintai oleh masyarakat. 

Berdasarkan hasil survei lembaga Indikator Politik, Polri pernah tercatat meraih tingkat kepercayaan publik sebesar 80 persen. Pelayanan humanis dan reformasi birokasi menjadi itikad baik yang terus dilakukan Polri untuk mengembalikan kepuasan masyarakat. Pekerjaan besar dan tantangan tersebut menjadi beban utama yang diemban oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beserta seluruh jajaran Korps Bhayangkara. Pelanggaran oknum, pelayanan prima, serangan balik para penjahat dan dinamika global maupun lokal menjadi tantangan dewasa ini. 

Meski begitu, semangat perubahan untuk menjadi lebih baik tak pernah redup. Dari segi pelanggaran oknum, Kapolri sudah menegaskan bahwa, tidak pandang bulu kepada seluruh personel yang melanggar hukum. 

Dari segi pelayanan prima, Polri melakukan transformasi pengawasan. Tujuannya, melakukan pemantauan seluruh pengaduan masyarakat yang masuk untuk ditindaklanjuti secara akuntabel, transparan dan profesional. Sebagaimana, semangat Presisi yang didengungkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Tantangan global dan lokal pun dijawab dengan terus menjaga situasi yang aman dan kondusif. Terbaru, Polri menggelar operasi pemberantasan aksi premanisme yang meresahkan masyarakat. 

Bahkan, sebanyak 67 persen masyarakat merasa puas atas keberhasilan Polri meringkus preman. Hal itu sebagaimana hasil rilis dari lembaga survei Indikator Politik. Operasi yang dimulai pada 1 Mei 2025, tercatat sudah 3.326 kasus premanisme meresahkan masyarakat yang diungkap Polri. 

Dengan situasi yang aman dan kondusif, maka diharapkan hal itu akan memberikan rasa tenang kepada masyarakat. Begitu pun dengan para investor yang ingin melakukan investasi di Indonesia. Mengingat hal itu akan memengaruhi pertumbuhan perekonomian masyarakat yang lebih baik. 

"Semoga Polri dapat terus bekerja efektif dan terpercaya dalam memastikan keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum dan keadilan dalam perikehidupan masyarakat, bangsa dan negara," ujar Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie dihubungi terpisah. 

 

2. Mengayomi dengan solusi

Tak hanya sekadar slogan. Polri untuk masyarakat kini diimplementasikan dengan hal-hal konkret. Polisi melakukan pengayoman dengan solusi. 

Polri yang komitmen mengawal dan mendukung seluruh program andalan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang dituangkan dalam Asta Cita, terus fokus untuk kepentingan khalayak luas. 

Program ketahanan pangan menjadi salah satu solusi konkret yang dilakukan. Polri berhasil melakukan panen raya jagung serentak kuartal II Tahun 2025 di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Kamis, 5 Juni 2025. Kegiatan itu disaksikan secara langsung oleh Presiden Prabowo. 

"Tugas pokoknya adalah memastikan adalah proses swasembada ini tidak ada kejahatan maupun pelanggaran oleh semua pihak. Misal memastikan distribusi pupuk benih sampai masyarakat dan memastikan distribusi hasil panen dinikmati masyarakat dengan memastikan tidak ada tengkulak. Itu kerja strategis," ucap Komisioner Kompolnas Anam.

Hingga saat ini telah tersedia 445.600 hektar lahan siap tanam, serta 922.700 hektar lahan perhutanan sosial yang sedang dalam proses verifikasi. Indonesia akan mampu melampaui target yang telah ditetapkan, jika seluruh lahan tersebut dimanfaatkan.

"Konteks jauh lebih besar kalau korelasi dengan kesejahteraan dan kesejahteraan korelasi dengan tingkat kriminalitas. Makin sejahtera, ya kriminalitasnya makin rendah," tutur Anam. Kehadiran Polri tidak hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi penggerak perubahan sosial dan ekonomi masyarakat. Presiden Prabowo pun mengapresiasi Polri. 

"Saya senang apa yang saya sampaikan ditangkap oleh Kapolri dan jajarannya. Memang polisi Indonesia harus jadi polisi rakyat. Puji syukur Alhamdulillah, dengan kesadaran tokoh-tokoh patriotik, Kapolri, Panglima TNI, beberapa menteri, saya bersyukur, saya merasa beruntung pada saat saya dipilih rakyat, saya kedapatan tokoh-tokoh patriotik yang ada di sekitar saya, saya merasa beruntung," kata Prabowo ketika itu. 

Mewujudkan swasembada pangan hanya salah satu upaya Polri ikut peran aktif terkait kebijakan kesejahteraan masyarakat. Hal lainnya yakni menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Polri menargetkan membentuk 118 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia pada tahun 2025. Terbaru, Kapolri meresmikan SPPG Polres Jembrana, Polda Bali pada, Selasa, 17 Juni 2025. 

"Khusus untuk Polri saat ini kita sedang dalam proses untuk membangun SPPG kurang lebih ada 100-118 yang akan kita bangun, saat ini sudah ada 12 yang sudah operasional kemudian 21 yang sedang melaksanakan verifikasi dan 50-60 sekian sedang tahap pembangunan. Ini semua menjadi bagian dari upaya mendukung program makan bergizi gratis," ucap Sigit.

Sementara itu, Polri juga memberikan kenyamanan psikologis khususnya untuk kelompok buruh di tengah ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal itu merupakan dampak dari ketidakpastian global yang berefek domino ke perekonomian dalam negeri. 

Sebanyak 700 buruh terdampak PHK diberikan tempat kerja baru oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Hal itu merupakan tindaklanjut dari instruksi Presiden Prabowo. Sigit menjelaskan Polri melakukan kolaborasi dengan berbagai elemen terkait untuk memberikan pekerjaan baru bagi buruh yang terdampak PHK. Ke depannya bakal ribuan buruh lagi yang akan diberikan tempat kerja baru. 

"Kemudian kita atur kolaborasi untuk mencari dan mempersiapkan mereka. Untuk kemudian bisa mendapatkan lapangan pekerjaan yang baru. Hari ini secara bertahap kita berangkatkan 700 dan mungkin nanti ke depan akan ada kurang lebih 1.000 lagi," kata Sigit usai melepas buruh terdampak PHK di Mabes Polri, Kamis, 12 Juni 2025. 

 

3. Humanis melayani lebih dari sekadar Polisi

Polri dewasa ini bertugas lebih dari sekadar Polisi. Kegiatan humanis personel Korps Bhayangkara banyak luput dari kamera liputan awak media, khususnya mereka yang bertugas di daerah-daerah. 

Bripka Joko Hadi Aprianto contohnya. Sosok Bintara Polsek Samarinda Hulu, Kalimantan Timur (Kaltim) itu selain menjadi Polisi, sehari-hari juga seorang penggali kubur. Joko menjadi tukang gali kubur untuk masyarakat yang kurang mampu. Ia tak menerima bayaran sepeser pun dari pihak keluarga. 

Berkat aksinya, Kapolri menyempatkan untuk bertemu dan berdialog langsung dengan Joko. Menurutnya, apa yang dilakukan tersebut adalah bentuk kemuliaan serta konsistensi seorang polisi yang menyerahkan seluruh jiwa raganya guna melayani masyarakat Indonesia. 

Sejurus kemudian, aksi heroik seorang anggota polisi, Bripka Abdul Syahid viral di media sosial usai merelakan dijadikan sebagai jembatan hidup. Bripka Syahid rela badannya diinjak oleh seorang ibu dan anaknya saat ingin melintasi jalan yang terputus akibat bencana longsor di Kecamatan Sengkongkang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Saat itu, Bripka Syahid yang juga merupakan seorang Bhabinkamtibmas  mencoba untuk menyeberangkan ibu dan anak. Ia menidurkan badannya di antara jalan yang renggang akibat jembatan putus karena banjir bandang sehingga ibu tersebut bisa melintas. Aksi humanis lainnya ditampilkan oleh anggota Polri dari Polsek Sagalaherang Polres Subang, Bripka Erick. Ia meluangkan waktu untuk membantu orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Desa Cintamekar Subang, Jawa Barat.

Bripka Erick berusaha keras untuk membangun tempat yang digunakan bagi para ODGJ belajar mengaji bersamanya. Meskipun sempat mendapat penolakan dari warga setempat, namun semangatnya tidak padam sedikit pun.

Aipda Muhammad Ivan, anggota Polres Singkawang, Kalimantan Barat, juga mengabdikan hidupnya kepada masyarakat. Dia pun sengaja membangun hotel gratis bagi para lansia di kotanya. Keinginan untuk merawat orang tua, kata Ivan, adalah salah satu cara untuk bermanfaat bagi banyak orang. Dan hal itu akan terus dia lakukan hingga akhir hayatnya, hingga Tuhan memanggilnya.

Mereka adalah cerminan lebih dari sekedar Polisi. Mereka hanya beberapa contoh dari banyaknya personel Korps Bhayangkara yang memberikan pengabdian hidup demi masyarakat. 

4. Raih kepercayaan publik: budayakan maksimal melayani dan pemolisian modern 

Komisioner Kompolnas Choirul Anam mengungkapkan kepuasan maupun kepercayaan publik yang tinggi dapat kembali diraih Polri dengan melakukan budaya maksimal melayani hingga pemolisian modern. Bila perlu bisa gunakan istilah polisi dilarang tidur untuk memberikan pelayanan kepada publik. 

"Budaya kerja maksimal melayani masyarakat harus ditingkatkan. Misalnya, walaupun lelah, tapi pada jam 12 atau 1 malam ada kejahatan dan sebagainya ditangani dengan pendekatan humanis di tengah level tekanan tinggi berbagai kasus yang ada dan waktu dini hari itu," kata Anam. 

Kemudian, kata Anam, Polri juga harus memperkuat infrastruktur teknologi. Baik dari segi penegakan hukum serta pelayanan masyarakat. 

Polri sendiri diketahui telah memanfaatkan kemajuan teknologi. Kini, ada layanan Hotline 110 untuk masyatakat selama 24 jam melaporkan kejahatan, kecelakaan, kerusuhan, bencana alam, maupun ancaman lainnya. 

Di fungsi lalu lintas, Korps Bhayangkara kini mengedepankan tilang elektronik atau ETLE. Dari segi adminitrasi terdapat Samsat Digital, SIM dan STNK Online. Dibentuk pula pelayanan Aplikasi Presisi Online, yang didalamnya mencakup SKCK Online, SP2HP, e-Tilang, hingga Propam/Dumas Presisi. Langkah tersebut dibilang positif, lantaran mengurangi proses tatap muka yang terkadang menjadi celah untuk terjadinya pelanggaran. 

"Budaya kerja maksimal jauh humanis dan penggunaan infrastruktur teknologi harus maksimal," ujar Anam. 

5. Penegakan hukum berantas kejahatan 

Polri merupakan garda terdepan dalam rangka memberantas seluruh kejahatan yang meresahkan dan mengganggu masyarakat. Mulai dari pemberantasan narkoba, judi online, premanisme, penipuan, kejahatan jalan, praktik korupsi, pembunuhan, kerusuhan serta kriminalitas yang melibatkan kerah putih. 

Kejahatan yang memanfaatkan teknologi pun kini menjadi salah satu konsentrasi dari jajaran reserse Polri. Mengingat, kian banyak hoaks serta penipuan yang kerap menggunakan AI. 

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengingatkan kepada seluruh jajaran kepolisian di Tanah Air agar melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal itu guna terciptanya keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat. 

Di samping itu, Muhammadiyah juga berharap kepolisian bisa menjadi sebagai penegak hukum yang bisa dipercaya serta mampu memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan prima kepada masyarakat. 

"Kami juga berharap agar kepolisian benar-benar menjaga jati diri dan kepribadiannya," ujar Anwar Abbas dihubungi Okezone terpisah. 

Dia mengingatkan seluruh jajaran kepolisian agar konsisten dan komitmen dengan sumpah yang telah mereka ucapkan karena janji mereka itu tidak hanya kepada manusia tetapi juga janji kepada Tuhan. "Jika janji tersebut dilanggar maka akan mendapatkan hukuman di dunia dan akhirat," ungkapnya. 

Anwar Abbas berharap, di usianya yang ke- 79 tahun, citra polisi di negeri ini akan semakin baik sehingga kehadirannya  benar-benar dapat dirasakan masyarakat luas. "Jika perubahan itu dilakukan kami yakin kehadiran Polri benar-benar dirasakan manfaatnya untuk masyarakat," tutupnya.

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement