JAKARTA — Partai Perindo yang dikenal dengan Partai Kita, menyambut baik Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 135/PUU-XXII/2024. MK memutuskan mulai 2029, keserentakan penyelenggaraan pemilihan umum yang konstitusional adalah dengan memisahkan penyelenggaraan pemilihan umum anggota DPR, anggota DPD, dan presiden/wakil presiden (Pemilu nasional) dengan penyelenggaraan pemilihan umum anggota DPRD provinsi/kabupaten/kota serta gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan wali kota/wakil wali kota (Pemilu daerah atau lokal).
Sehingga, Pemilu serentak yang selama ini dikenal sebagai “Pemilu 5 (lima) kotak” tidak lagi berlaku. Partai Perindo menilai keputusan ini tidak hanya berdampak teknis pada jadwal pemilu, tetapi merupakan koreksi arsitektural terhadap sistem demokrasi Indonesia sekaligus membuka jendela sejarah baru bagi afirmasi politik generasi muda.
Wakil Ketua DPP Partai Perindo Bidang Kepemudaan, Milenial, Zilenial dan Gen Alpha, Billy Nerry Gianluca Vialli mencermati, dalam satu dekade terakhir, pemilu serentak cenderung menyamakan politik lokal sebagai perpanjangan isu nasional. Kandidat kepala daerah dan anggota DPRD kerap tidak mendapat ruang narasi yang layak, kalah oleh dominasi kontestasi legislatif pusat dan pemilu presiden.
Hal ini tidak hanya memperlemah basis lokal demokrasi, tetapi juga menutup peluang regenerasi politik yang berakar dari komunitas.
"Dengan diberikannya jarak antara pemilu nasional dan daerah, kita tidak hanya memberi ruang bernapas kepada pemilih dan penyelenggara, tetapi juga menciptakan panggung yang lebih adil dan visibel bagi calon pemimpin lokal—terutama anak muda yang selama ini minim eksposur,” ujar Billy Nerry.
Partisipasi Anak Muda
Berdasarkan data KPU, lebih dari 55% pemilih pada Pemilu 2024 adalah pemilih berusia di bawah 40 tahun. Namun, persentase anggota legislatif yang berasal dari kelompok usia muda (di bawah 35 tahun) masih di bawah 10% di sebagian besar daerah. Ini menunjukkan adanya jurang representasi yang nyata, youth bulge tanpa political leverage.
Padahal, partisipasi politik anak muda memiliki korelasi langsung terhadap kualitas inovasi kebijakan, tingkat partisipasi sipil, dan resiliensi demokrasi jangka panjang. Kehadiran anak-anak muda membuat hadirnya ruang pembuatan kebijakan lebih relevan dan lebih dinamis.
Di banyak negara, inklusi anak muda telah menjadi agenda konstitusional, partai-partai secara proaktif menempatkan kandidat muda di posisi strategis. Bahkan, kini kita bisa melihat hadirnya Zohran Mamdani, calon Wali Kota New York kelahiran 1991 yang berhasil kalahkan eks Gubernur Cuomo.
“Kehadiran Zohran Mamdani di antaranya bisa terjadi karena mendapatkan _spotlight_ yang cukup di berbagai platform, hal ini mungkin sulit terjadi bila pemilihan dilakukan pada waktu yang cukup dekat dengan Pilpres USA antara Trump vs Kamala. Pemilu sekali lagi memerlukan padanan yang tepat antara kandidat, bandwidth politik, logistik dan tentunya kesediaan platform untuk membuat seseorang mendapatkan spotlight yang kandidat butuhkan dan itu hanya bisa terjadi bila publik tidak sedang jenuh,” pungkas Billy.
“Partai Perindo telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dalam bentuk lebih dari 380 anggota legislatif dan 17 kepala daerah atau wakil kepala daerah. Kami juga mengusung kader kami sendiri sebagai calon Gubernur Papua Barat Daya. Kami optimistis akan terus bertumbuh dan menjadi wadah bagi lebih banyak politisi muda bertalenta di tanah air,” tambah Billy.
“Partai Perindo tidak ingin putusan ini berakhir sebagai administrasi jadwal. Ini harus jadi awal perubahan budaya politik. Kita tidak kekurangan anak muda yang cerdas, berintegritas, dan punya akar di masyarakat. Yang kurang adalah ruang dan keberpihakan sistemik. Dan inilah saatnya itu diperbaiki,” tegas Billy.
Partai yang dipimpin Angela Tanoesoedibjo ini kini terus bersiap untuk menghadapi Pemilu selanjutnya. Namun, bukan hanya menyiapkan struktural partai dan administrasi namun memberi ruang bagi anak-anak muda memimpin dan menggerakkan organisasi. Pimpinan dan struktural partai diisi oleh orang-orang muda yang energik dan siap menjadi ruang bagi lebih banyak politisi muda yang ingin terjun menyongsong pemilu selanjutnya.
(Arief Setyadi )