Wamenhut Sulaiman Umar mengimbau seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca dan iklim yang makin ekstrem.
“Kondisi iklim dan cuaca di Provinsi Riau saat ini memerlukan perhatian kita bersama. Diperlukan kesiapsiagaan dan kerja sama lintas sektor agar karhutla tidak meluas,” tegas Sulaiman.
Pemerintah menegaskan komitmen penuh untuk terus memaksimalkan seluruh sumber daya demi menjaga kelestarian lingkungan, melindungi kesehatan masyarakat, serta mencegah dampak karhutla di tingkat nasional maupun lintas batas negara.
Sementara itu, Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan, Dwi Januanto Nugroho, menjelaskan bahwa berdasarkan data Satelit Himawari yang dianalisis BMKG, sempat terdeteksi asap lintas batas pada 19 Juli 2025, khususnya di wilayah Kabupaten Rokan Hilir. Namun, kondisi tersebut mulai membaik dan pada 20 Juli 2025 asap lintas batas sudah tidak terdeteksi.
Dwi menambahkan, arah angin dari tenggara dan barat daya menuju barat laut/timur laut membuat Riau rentan terhadap penyebaran asap, terutama selama musim kemarau. Karena itu, mitigasi dan respons dini menjadi sangat krusial.
(Awaludin)