JAKARTA – Serangan bom Rusia menghantam sebuah koloni hukuman atau penjara di Zaporizhzhia, Ukraina tenggara, menewaskan setidaknya 17 orang dan melukai puluhan lainnya dalam semalam, kata pejabat Ukraina. Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia akan memperpendek tenggat waktu bagi Vladimir Putin untuk berdamai.
Presiden Volodymyr Zelensky menyebut pengeboman itu "disengaja".
"Rusia tidak mungkin tidak menyadari bahwa mereka menargetkan warga sipil di fasilitas itu," tulisnya di X, sebagaimana dilansir Reuters.
"Dan ini dilakukan setelah posisi yang sepenuhnya jelas disuarakan oleh Amerika Serikat."
Zelensky menambahkan bahwa total 22 orang tewas dalam serangan semalam oleh Rusia, termasuk seorang perempuan hamil berusia 23 tahun yang tewas dalam serangan rudal di sebuah rumah sakit di wilayah tenggara lainnya.
Rusia telah meningkatkan serangan udara jauh di belakang garis depan invasi skala penuhnya, yang kini memasuki tahun keempat, seiring Rusia terus maju di medan perang dengan kemajuan yang pesat.
Trump, yang menggarisbawahi rasa frustrasinya terhadap Putin, mengatakan pada Senin (28/7/2025) bahwa ia akan memberi Rusia waktu 10 atau 12 hari untuk membuat kemajuan dalam mengakhiri perang.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kehakiman Ukraina mengatakan ruang makan penjara telah hancur dan bagian-bagian lainnya rusak dalam serangan yang melibatkan empat bom udara berdaya ledak tinggi, serta melukai 42 orang.
Kedua belah pihak membantah menargetkan warga sipil dalam serangan mereka, tetapi ribuan warga sipil telah tewas dalam konflik tersebut, sebagian besar dari mereka adalah warga Ukraina.
(Rahman Asmardika)