“Kami juga cukup berpengalaman dalam serangan oleh pemerintah atau media sosial, jadi ini bukan pertama kalinya. Bukanlah hal yang tidak realistis untuk mengharapkan isu ini, yang begitu menegangkan dan sangat kontroversial dalam masyarakat Israel dan internasional, akan memicu reaksi yang lebih besar lagi,” ujarnya.
Kementerian Luar Negeri dan Kantor Perdana Menteri Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar. Juru Bicara Pemerintah, David Mencer, menegaskan bahwa Israel memiliki kebebasan berbicara, namun menolak dengan tegas laporan tersebut, menyebut tuduhan semacam itu mendorong antisemitisme di luar negeri.
Beberapa warga Israel telah menyatakan keprihatinan atas kampanye militer Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 60.000 warga Palestina, menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut, dan menyebabkan kelaparan yang meluas.
Sebuah lembaga pemantau kelaparan global internasional mengatakan pada Selasa (29/7/2025) bahwa skenario kelaparan sedang terjadi di Jalur Gaza, dengan malnutrisi yang melonjak, anak-anak balita meninggal karena penyebab terkait kelaparan, dan akses kemanusiaan yang sangat dibatasi.
Israel telah menangkis tuduhan genosida sejak awal perang Gaza, termasuk kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional di Den Haag, yang dikutuk oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai “keterlaluan”.