Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

BMKG: Zona Megathrust di Indonesia Lebih Mengkhawatirkan Dibanding Kamchatka Rusia

Binti Mufarida , Jurnalis-Minggu, 03 Agustus 2025 |08:08 WIB
BMKG: Zona Megathrust di Indonesia Lebih Mengkhawatirkan Dibanding Kamchatka Rusia
Gempa besar di zona megathrust Indonesia lebih mengkhawatirkan/Foto: FreePik
A
A
A

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan mengenai potensi gempa besar di zona megathrust Indonesia. Zona megathrust Indonesia lebih mengkhawatirkan dibandingkan wilayah Kamchatka di Rusia Timur, yang baru-baru ini diguncang gempa dahsyat.

“Zona megathrust Indonesia lebih mengkhawatirkan,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, sebagai judul unggahannya di akun media sosial pribadinya, dikutip Minggu (3/8/2025).

Sebelumnya, pada Rabu, 30 Juli 2025, gempa dahsyat mengguncang Kamchatka, Rusia Timur, berkekuatan M8,7 dan memicu tsunami di Samudra Pasifik. “Jika kita cermati catatan sejarahnya, sebelumnya di Kamchatka sudah pernah terjadi gempa dahsyat berkekuatan M9,0 yang memicu tsunami setinggi 18 meter dan menewaskan lebih dari 2.300 orang,” tulis Daryono.

Daryono menekankan bahwa rentang waktu atau seismic gap sejak gempa besar terakhir di Kamchatka baru sekitar 73 tahun. Sementara itu, sejumlah zona megathrust di Indonesia sudah mengalami kekosongan aktivitas gempa besar selama lebih dari dua abad.

“Jika kita hitung lamanya kekosongan gempa besar atau seismic gap di Kamchatka sejak 1952 hingga saat ini, ternyata usia seismic gap-nya baru 73 tahun,” katanya.

Seperti zona seismic gap megathrust di selatan Banten dan Selat Sunda, telah berusia 267 tahun sejak gempa megathrust terakhir yang memicu tsunami pada tahun 1757. Sedangkan zona megathrust Mentawai–Siberut telah mengalami kekosongan selama 227 tahun sejak gempa besar pada tahun 1797.

“Sebagai perbandingan untuk ancaman megathrust di Indonesia, zona seismic gap megathrust selatan Banten & Selat Sunda kini sudah berusia 267 tahun karena gempa megathrust yang memicu tsunami terakhir tahun 1757, dan zona seismic gap megathrust Mentawai & Siberut berusia 227 tahun karena gempa besar megathrust yang memicu tsunami terakhir tahun 1797,” jelas Daryono.

“Megathrust Selat Sunda dan Mentawai usianya sudah lebih dari 200 tahun dan belum merilis energi gempa besar, yang tampaknya tinggal menunggu waktu. Zona megathrust kita sebenarnya jauh lebih mengkhawatirkan daripada zona megathrust lain di dunia,” tutupnya.

(Fetra Hariandja)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement