Dokter memastikan lansia tersebut menderita keracunan bromida atau bromisme yang dapat mengakibatkan gejala neurologis dan psikiatris, angioma ceri (benjolan pada kulit), kelelahan, insomnia, ataksia ringan (kecanggungan), dan polidipsia (rasa haus yang berlebihan).
Gejala bromisme lainnya dapat meliputi mual dan muntah, diare, tremor atau kejang, kantuk, sakit kepala, lemas, penurunan berat badan, kerusakan ginjal, gagal napas, dan koma, menurut iCliniq.
Pada awal abad ke-20, bromida digunakan dalam obat-obatan bebas, yang seringkali mengakibatkan gejala neuropsikiatri dan dermatologis, menurut penulis studi tersebut. Insiden keracunan semacam itu mengalami penurunan tajam ketika Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) menghentikan penggunaan bromida dalam produk farmasi pada pertengahan 1970-an dan akhir 1980-an.
“Pria tersebut dirawat di rumah sakit selama tiga minggu, dan gejalanya semakin membaik,” tulis The Guardian.
(Zen Teguh)