“Kita ngobrol banyak hal, termasuk soal PBB. Orang suka bilang zaman Ahok juga naikin PBB. Padahal prinsip PBB itu tidak boleh melebihi NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) dari harga pasar. Dulu kita naikkan karena harga jual dan NJOP terlalu jomplang, jadi kita sesuaikan,” jelas Ahok.
Selain itu, Ahok menyinggung program normalisasi Ciliwung sepanjang 16 kilometer yang belum sepenuhnya tuntas. Menurutnya, jika proyek tersebut dijalankan disertai tanggul dan waduk yang berfungsi optimal, Jakarta bisa terbebas dari ancaman banjir besar.
“Kalau Ciliwung 16 km dibereskan, tanggul dan Waduk Pluit semua mesinnya jalan, tidak ada lagi istilah Siaga 1 di Katulampa. Itu kan peninggalan zaman Belanda. Banyak yang salah kaprah. Kenapa Katulampa Siaga 1 artinya Jakarta bahaya? Karena sekian jam airnya sampai, lalu Ciliwung yang belum dinormalisasi pasti meluap. Itu yang harus dibereskan,” ungkapnya.
(Awaludin)