Tidak hanya mendeskripsikan keris, tetapi menyingkap makna yang tersembunyi di balik bentuknya, mulai dari proses penciptaan, tuah, hingga peran keris dalam kehidupan spiritual.
Dibuka dengan pertunjukan Tari Pendet sebagai simbol penyambutan, peluncuran buku Taksu Keris Bali juga sekaligus menjadi pembuka Pameran Seni Rupa Keris “Vibrant Colors”, menampilkan karya-karya seni rupa kontemporer yang terinspirasi dari filosofi dan keindahan keris sebagai warisan budaya dunia.
Dalam kesempatan ini, Menbud Fadli menggarisbawahi pentingnya warisan budaya Bali dalam memperkenalkan Indonesia di mata dunia. Tari-tarian, seni rupa, hingga keris Bali telah lama menjadi simbol diplomasi budaya. Bahkan, menurut Menbud Fadli, Presiden Prabowo Subianto kerap menghadiahkan keris Bali kepada para pemimpin dunia sebagai bentuk penghargaan dan simbol persahabatan.
“Keris Bali memiliki nilai artistik yang luar biasa. Sebagai warisan budaya tak benda yang telah diakui UNESCO, keris tidak hanya menjadi karya seni, tetapi juga mengandung filosofi dan taksu yang dalam,” tuturnya.
Selain itu, dalam rangka penguatan organisasi dan struktur kelembagaan pelaku perkerisan di Indonesia, Menbud Fadli dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI), turut melantik Koordinator Wilayah SNKI Provinsi Bali.
Pelantikan ini merupakan bagian dari langkah strategis SNKI dalam membangun sistem kelembagaan yang inklusif dan merata di seluruh daerah, seiring dengan pertumbuhan organisasi yang saat ini telah menghimpun lebih dari 220 paguyuban keris dari seluruh Indonesia.