"Ini sama sekali tidak melegitimasi terorisme, juga bukan imbalan untuk itu," kata Carney saat mengumumkan keputusan negaranya.
Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, mengatakan pengakuan ini merupakan "garis fundamental kebijakan luar negeri Portugal".
"Portugal menganjurkan solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi... gencatan senjata sangat mendesak," kata Rangel saat berbicara kepada wartawan di markas besar misi tetap Portugal untuk PBB di New York.
Israel mengecam keputusan keempat negara Barat tersebut untuk mengakui Palestina. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa langkah ini "memberi hadiah" kepada terorisme.
"Saya punya pesan yang jelas kepada para pemimpin yang mengakui negara Palestina setelah pembantaian mengerikan 7 Oktober: Kalian memberi imbalan besar kepada terorisme," ujarnya, merujuk pada serangan Hamas pada 2023 ke Israel yang memicu perang hampir dua tahun di Gaza.
Hamas menyambut baik langkah tersebut, tetapi mengatakan hal itu harus disertai dengan "langkah-langkah praktis" untuk mengakhiri perang di Gaza dan mencegah Israel mencaplok Tepi Barat.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pengakuan tersebut akan membantu membuka jalan bagi "Negara Palestina untuk hidup berdampingan dengan Negara Israel dalam keamanan, perdamaian, dan hubungan bertetangga yang baik."