JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Minggu (12/10/2025) mengatakan bahwa ia menginstruksikan tentara untuk mempersiapkan pembongkaran terowongan bawah tanah yang ia klaim digunakan oleh Hamas di Jalur Gaza. Pembongkaran itu akan dilakukan setelah semua sandera Hamas di Gaza dibebaskan dan diserahkan.
Dalam unggahan di X, Katz menyebut pembongkaran tersebut sebagai "tantangan utama bagi Israel setelah fase pemulangan para sandera". Dia mengklaim bahwa pembongkaran tersebut akan dilakukan "langsung oleh IDF (tentara Israel) dan melalui mekanisme internasional yang akan dibentuk di bawah kepemimpinan dan pengawasan Amerika Serikat (AS)."
Katz mengklaim bahwa pembongkaran terowongan adalah "makna utama" dari demiliterisasi Gaza dan pelucutan senjata Hamas yang disepakati dalam kesepakatan gencatan senjata, demikian dilansir Anadolu.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada Rabu (8/10/2025) bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui fase pertama dari rencana 20 poin yang ia susun untuk mencapai gencatan senjata di Gaza. Berdasarkan rencana tersebut, Hamas akan membebaskan semua tawanan Israel yang ditahan di sana dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina, dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari seluruh Jalur Gaza.
Tahap pertama perjanjian gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada Jumat (10/10/2025) siang. Pasukan Israel menyelesaikan penarikan bertahap ke garis kuning, yang memicu waktu 72 jam untuk proses pertukaran.
Tahap kedua dari rencana tersebut menyerukan pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa partisipasi Hamas, pembentukan pasukan keamanan yang terdiri dari warga Palestina dan pasukan dari negara-negara Arab dan Islam, serta pelucutan senjata Hamas.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 67.600 warga Palestina di daerah kantong tersebut, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan membuatnya tidak layak huni.
(Rahman Asmardika)