“Mereka menendang saya sementara bendera Israel menyentuh saya.”
Aktivis tersebut mengatakan kapal itu akhirnya dibawa ke Ashdod, pelabuhan industri terbesar Israel, di mana kekerasan semakin meningkat.
Ia menggambarkan dirinya diseret melintasi area beraspal dengan bendera Israel menempel di tubuhnya dan berulang kali ditendang. Tangannya diikat erat, dan para penjaga berbaris untuk berswafoto sementara ia duduk terhina.
"Saya diseret ke area beraspal yang dipagari besi, dan mereka memukul serta menendang saya sementara bendera Israel menyentuh saya. Mereka merobek topi kodok saya, melemparkannya ke tanah, menginjak-injaknya, dan meneriakkan hinaan dalam bahasa Swedia," kata Greta, sebagaimana dilansir Anadolu.
"Mereka memindahkan saya dengan sangat brutal ke sebuah sudut... 'Tempat khusus untuk seorang wanita istimewa,' kata mereka. Dan kemudian mereka belajar (frasa) 'Lilla hora' (Wanita kecil) dan 'Hora Greta' (Wanita Greta) dalam bahasa Swedia, yang mereka ulangi terus-menerus."
Greta juga menggambarkan ancaman dan kekerasan fisik dari Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir, yang berteriak, "Kalian teroris. Kalian ingin membunuh bayi-bayi Yahudi," sementara yang lain yang berunjuk rasa dipukuli.
"Semua yang mereka lakukan sangat kejam."
Para penjaga secara teratur mengancam para tahanan dengan gas, memaksa mereka berdiri atau berlutut selama berjam-jam dalam suhu ekstrem, dan menempatkan mereka di sel-sel kecil yang penuh sesak dengan sedikit makanan atau air. Di salah satu sel, para tahanan dipaksa minum air keran berwarna cokelat, dan beberapa jatuh sakit.