Darfur, basis RSF, merupakan rumah bagi pemerintahan paralel yang dibentuk oleh pasukan tersebut. Para pemimpin tertinggi RSF, termasuk Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal luas sebagai Hemedti, juga dikatakan berada di Darfur.
Kontrol penuh RSF atas Darfur akan membagi Sudan antara faksi-faksi militer yang berbasis di timur dan barat negara tersebut. Kondisi ini berpotensi mendorong perang saudara di Sudan, yang telah berlangsung selama lebih dari dua setengah tahun, ke arah yang lebih buruk, menyebabkan kelaparan, memicu gelombang kekerasan yang lebih parah, dan membuat jutaan orang mengungsi.
Saat ini, pemerintah Sudan yang diakui secara internasional menguasai sebagian wilayah negara itu, termasuk ibu kota Khartoum, yang kembali direbut dari RSF pada awal tahun ini.
Namun, kelompok paramiliter tersebut telah mengumpulkan persenjataan canggih, termasuk pesawat tanpa awak jarak jauh, yang dapat memungkinkan mereka mencoba bangkit kembali. Dengan dikuasainya Darfur, RSF juga dapat memanfaatkan momentum ini untuk mencoba merebut kembali wilayah lain di Sudan.
(Rahman Asmardika)